Jumat, 30 Mei 2014
FATWA PEMILIHAN PRESIDEN
Fatwa Fadhilatus Syaikh ‘Ubaid Al Jabiri
ثلاثة عشر : فتوى الشيخ عبيد الجابري , جوابا عن السؤال الآتي : “السؤال : بسم الله والصلاة والسلام على رسول الله شيخنا الفاضل الكريم في العراق الآن مقبلون على انتخابات محلية في المحافضات ليس لها علاقة بالإنتخابات السياسية التي ستكون نهاية هذا العام, وإنما هذه الإنتخابات هي انتخابات محلية داخل المحافظات غايتها تسيير وتمشية أمور المحافضات.
فإذا دخل هؤلاء الناس في هذه الإنتخابات سيكون غايتهم تسيير وتمشية طلبات وخدمات المحافضات : المسائل الإنسانية والخلافية..وغيرها من الأمور فما رأيكم في
الدخول في هذه الإنتخابات شيخنا الفاضل الكريم؟
Poin ketiga belas : Fatwa Syaikh ‘Ubaid Al Jabiri hafizhahullah, menjawab pertanyaan sebagai berikut. Pertanyaan : Bismillahi, washalatu wassalamu ‘ala rasulillah, wahai Syaikh kami yang mulia, di Iraq akan digelar pemilu untuk memilih parlemen provinsi, yang tidak terkait dengan pemilu politik yang diadakan di akhir tahun ini. Pemilu ini untuk memilih anggota parlemen yang ikut menentukan permasalahan provinsi. Maka jika orang-orang ikut dalam pemilu ini, niscaya tujuan dan kepentingan mereka akan terjaga di provinsi, seperti : permasalahan kemanusiaan, perbedaan antar sekte, dan urusan lainnya. Maka apa pendapatmu apabila kami masuk pemilu, wahai Syaikh yang mulia?
الجواب : بسم الله والحمد لله وصلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين أسأل الله الكريم ربّ العرش العظيم أن يجمع عامة أهل العراق وخواصهم على ما رضيه للعباد وللبلاد من الإسلام والسّنة وأن يحرصها وبلادنا وسائر بلاد أهل الإسلام من كل مكروه يقدح في الدين أو العرض أو النفس أو غير ذلك مما يلاد بالله سبحانه تعالى أن يجير منه.
Jawab : Bismillahi walhamdulillahi washallallaahu wa sallamu ‘ala nabiyyina muhammadin wa ‘ala aalihi wa shahbihi ajma’in. Aku memohon kepada Allah Al Karim, Rabb ‘arsy yang agung, agar mempersatukan rakyat Iraq pada umumnya, dan tokoh-tokoh mereka, di atas hal yang diridhaiNya, baik ridha bagi hamba maupun negeri, yaitu dengan bersatu di atas Al Islam dan As Sunnah. Dan aku memohon agar Allah memperbaiki negeri kita dan negeri-negeri Islam lainnya, dari segala macam hal yang dibenci dan dapat merusak agama, kehormatan, jiwa atau selainnya yang Allah subhanahu wa ta’ala perintahkan untuk dijaga.
الإنتخابات من الأمور الوافدة على أهل الإسلام, فهي ليست من الشرع المحمدي, وإنما عبرت إلينا من خلال أناس تشبّّعوا بالمبادئ الغربية أو غيرها من سبل الإنحراف عن دين الله الحق أصولِه وفروعه, فأولا نحن نستنكرها بقلوبنا ولا نطمأن إليها لأنها بدعة دخلت على أهل الإسلام عن طريق بعض أهل الإسلام المنحرفين مروِّجون لها عن غير أهل الإسلام فنفذت , فأصبحت لابدّ منها .
Pemilu merupakan salah satu perkara yang baru dalam Islam. Ini bukanlah termasuk dalam syariat Muhammad, akan tetapi merupakan buatan orang-orang yang terpengaruh dengan ideologi Barat atau selainnya dari jalan-jalan yang menyimpang dari agama Allah yang haq, baik dari sisi ushul (pokok) maupun furu’ (cabang). Maka pertama-tama, kami mengingkari hal ini dengan hati-hati kami, dan kami tidak merasa tenang dengan perkara ini (pemilu). Karena ini adalah bid’ah yang dimasukkan ke negeri-negeri Islam, oleh sebagian kaum muslimin yang menyimpang dan terpengaruh dengan kaum selain Islam, maka ia pun ikut-ikutan menerapkannya dan jadilah (pemilu itu di negeri Islam).
فإذا تقرر هذا فأقول :
أولا: لا يجوز الدخول في الإنتخابات أصلا إلاّ لضرورة تعود على من تركها بالضرر عليه في دينه أو دنياه أو في كليهما .
وثانيا: هذه الضرورة لها صور منها :
[الصورة الأولى] : التيقن أو غلبة الظّن أنّه لا يستوفي المسلمون عموما وأهل السنة خصوصا حقوقهم إذا لم يكن لهم من يمثّلهم سواءا في المجالس المحلية أو في المناصب العامة للدولة , فلهم أعني لأهل السنة إن تمكنوا أن يرشّحوا رجلا أو رجالا منهم لهذه المناصب المحلّية أو مناصب الدولة من هو صاحب سنّة وحادق في السياسة ويغلب على ظنهم أنه إذا ولي إنتفع به أهل السنة خاصة والمسلمون عامة.
Pertama : Pada asalnya, tidak boleh masuk dalam pemilu, kecuali dalam perkara darurat. Yaitu apabila dengan meninggalkannya akan membahayakan perkara agama, dunia, atau keduanya.
Kedua : Kondisi darurat ini diantara bentuknya :
Bentuk darurat pertama : Yakin atau berprasangka kuat bahwa kaum muslimin secara umum dan ahlus sunnah khususnya, tidak bisa terpenuhi hak-haknya apabila tidak ada perwakilan baik di parlemen daerah, maupun di parlemen pusat. Maka perlu bagi seorang atau beberapa orang dari ahlus sunnah untuk menguasai atau minimal masuk di parlemen daerah, maupun di parlemen pusat, apabila memang ia seorang ahlus sunnah, mampu berpolitik, dan kita berprasangka kuat bahwa jika ia berkuaasa, akan terwujud kemanfaatan bagi ahlus sunnah khususnya, dan kaum muslimin pada umumnya.
الصّورة الثانية: حينما يتنافس على هذه المناصب المعروضة للإنتخابات سواءا كانت عامة في المحافظات والمديريات أو للإنتخابات الرئاسية وكان المتنافسان أو المتنافسون على سبيل المِثال رافضي وسني, فإني أنصح أهل السنة أن يصوّتوا الى جانب السني ؛ لأن الرّافضي إذا وَلِيَ افسد في العباد والبلاد, وكان ضربة قاصمة لأهل السنة وأقل ما يكون منهم الأثرة والإستبداد وتسخير المصالح لبني جلدته وشيعته .
ثانيا: إذا تنافس على الرّئاسة رجل كافر أصليا أو معتقدا مبادئ كفريّة توجب ردته, وهذا مقيد عندنا بعد قيام الحجة عليه, ومسلم لم يظهر منه إلا صلاح وخير وهو معروف بالعقل وحسن السياسة فإن أهل السنة يرشّحون هذا الأخير.
Bentuk darurat kedua : Apabila terlihat bahwa yang berkompetisi dalam pemilu, sama saja apakah itu pemilu provinsi, pemilu legislatif pusat, atau pemilu presiden, diikuti oleh dua atau lebih kandidat, misalnya pihak Rafidhah dan Sunni, maka aku menasihatkan kepada ahlus sunnah disana untuk memberikan suaranya kepada kandidat dari kalangan Sunni. Karena apabila Rafidhah menguasai suatu negara, akan timbul kerusakan baik kepada rakyat maupun negara. Dan ini akan menjadi pukulan telak bagi ahlus sunnah, minimal ini akan menjadi jalan bagi lahirnya tirani dan Syiah akan mengeksploitasi rakyat di negara tersebut. Kondisi lain : Apabila yang berkompetisi dalam pemilu presiden, adalah antara seorang yang memang kafir, atau seorang muslim yang berideologi dengan ideologi kufur yang mengeluarkan dari Islam, namun ini muqayyad (terikat dengan syarat) setelah ditegakkan hujjah kepadanya, (kandidat ini melawan kandidat) seorang muslim yang tidak nampak darinya melainkan kebaikan dan kebajikan, dan ia terkenal dengan akalnya, baik politiknya, maka ahlus sunnah di negara tersebut hendaknya memilih calon yang terbaik ini.
صورة اخرى : لو تنافس على الرئاسة رجل سنّي وآخر رافضي أو من ذوي المبادئ المنحرفة مثل أن يكون شيوعيا أو علمانيا أو بعثيا فإنهم يرشحون صاحبة السنة.
والخلاصة في شيئين :
أولهما : لسن داعين الى الدخول في الإنتخابات في أية دولة كانت على الإطلاق, بل الأوْلى عندنا تركها إلا في الظرورة التي لابد منها, وقد ذكرنا صورا منها .
الشيء الثاني : أنه إذا تيقن اهل السنة خاصة والمسلمون عامة أنهم إذا لم يدخلوا في هذه الإنتخابات في أي دولة كانت تُهظم حقوقهم ولا تستوفى لأنهم لم يرشحوا أحدا فهنا نرى أن يدخلوا الإنتخابات من أجله, تحقيقا لمصالحهم واستفائهم حقوقهم وتمكينهم من أخذ ما هو حق لهم.
Bentuk kondisi darurat lain : Apabila yang berkompetisi dalam pemilu presiden adalah seorang Sunni melawan seorang Rafidhi, atau seorang yang berideologi menyimpang, seperti Syiah, sekuler, Ba’ats, maka hendaklah yang dipilih adalah seorang yang Sunni.
Ringkasannya dalam dua poin berikut :
Pertama : Kami bukanlah sedang menjadi da’i yang mengajak untuk berpartisipasi dalam pemilu secara mutlak. Bahkan yang lebih utama bagi diri kami adalah meninggalkannya, kecuali dalam kondisi darurat yang mengharuskan ikut di dalamnya, dan telah kami sebutkan bentuk-bentuk kondisi daruratnya.
Kedua : Bahwasanya apabila ahlus sunnah khususnya, dan kaum muslimin umumnya, merasa yakin bahwa jika mereka tidak berpartisipasi dalam pemilu, di negara manapun, maka hak-hak mereka tidak terpenuhi apabila mereka tidak ikut pemilu. Dalam kasus ini kami melihat bahwa mereka hendaknya ikut dalam pemilu. Dalam rangka merealisasikan maslahat, memenuhi hak-hak mereka, dan memungkinkan mereka untuk mengambil apa yang menjadi hak mereka.
وهاهنا سؤال فهمته من بعض الإخوان وفحوى هذا السؤال : أنّ فتواي هاته تعارض ما صدر مني من نصح المسلمين عامة وأهل السنة خاصة في العراق باعتزال الفرق كلها بعدا عن الفتنة!.
والجواب –أولا- : انا لازلت على تلك , لازلت على تلك الفتوى , وفتواي كانت في نصح أبنائنا في العراق باعتزال الجماعات التنظيمية ولست بدعا من القائلين بذلك ؛ فالأئمة من أهل السنة والجماعة على هذا , ومن الأدلة قوله صلى الله عليه وسلم لحذيفة في حديث طويل [فالزم جماعة المسلمين وإمامهم قال فإن لم يكن لهم جماعة ولا إمام قال فاعتزل تلك الفرق كلها] , وتفصيل هذه الفتوى وبسطها في مجالس متعددة والظاهر أنه منشور في بعض مواقع شبكة الإنترنت فليراجه من شاء.
Dan timbul pertanyaan dari sebagian ikhwan sebagai konsekuensi fatwa ini : Bahwasanya fatwa kami ini bertentangan dengan nasihat kami sendiri untuk kaum muslimin secara umum, dan ahlus sunnah khususnya di Iraq, untuk tidak berpecah belah setelah adanya fitnah!
Maka jawabnya : Kami masih berpegang dengannya, kami memang berfatwa seperti itu, fatwa kami adalah nasihat bagi putra-putra kami di Iraq agar tidak berpecah dalam partai-partai dan gerakan-gerakan. Kami tidak menyeru dengan perkataan kami kepada yang demikian itu. Imam-imam dari ahlus sunnah wal jamaah berada di atas jalan tersebut, dan diantara dalilnya adalah sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam kepada Hudzaifah, dalam hadits yang panjang, “Maka berpeganglah pada jamaah kaum muslimin dan imam-imam mereka. Hudzaifah berkata, ‘Jika tidak ada jamaah dan tidak ada pula imam?’. Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Maka keluarlah dari semua golongan itu” (HR Al Bukhari). Rincian fatwa ini telah kami terangkan dalam berbagai majelis, dan juga telah tersebar di sebagian website, siapa yang ingin membaca silahkan merujuk ke website tersebut.
وأما فتواي في الإنتخابات فكل عاقل كيِّس فطن يدرك ما ترمي إليه وما تهدف إليه وهو حفظ مصالح المسلمين عامة وأهل السنة خاصة حينما يتنافس على المناصب سواءا كانت المحلية أو العامة أناس مختلفون فمنهم المستقيم ومنهم المنحرف -كالرافضي والشيوعي والبعثي- درءا لمفسدة هؤلاء وإبعادا لهم عن الإستيلاء الذين يعبرون من خلاله إلى الإفساد في العباد والبلاد فإني أدعوا والحال هذه أهل السنة أن يرشّحوا منهم من يتقون من دينه وأمانته وحسن سياسته أو يصوّتوا إلى من يطمعون في تحقيقه المصالح وإفاء الحقوق ودرء الشر عن البلد وأهله .
Adapun fatwa kami dalam masalah pemilu, maka setiap orang yang berakal dan cerdas akan mampu mengambil apa yang dilempar dan ditujukan kepadanya, yaitu masalah penjagaan maslahat kaum muslimin secara umum dan ahlus sunnah secara khusus. Ketika ada kompetisi dalam memperebutkan suatu lembaga, apakah itu majelis umum, atau selainnya, dan itu diikuti oleh semua golongan, baik yang mustaqim (yang lurus) maupun dari kalangan munharif (yang menyimpang), seperti Rafidhah, Syi’ah, Ba’ats,dalam rangka mencegah kerusakan dan menjauhkan mereka agar menguasai suatu lembaga, kemudian melakukan pengrusakan kepada rakyat dan negara, maka dalam kasus ini kami menyerukan kepada ahlus sunnah untuk memberikan suara kepada kandidat yang menjaga agama, amanah, baik politiknya, atau memberikan suara kepada kandidat yang mampu memenuhi dan merealisasikan kemaslahatan, memenuhi hak-hak rakyat, dan mampu mencegah keburukan atas suatu negeri dan rakyatnya.
وأما فتواي في الإنتخابات فكل عاقل كيِّس فطن يدرك ما ترمي إليه وما تهدف إليه وهو حفظ مصالح المسلمين عامة وأهل السنة خاصة حينما يتنافس على المناصب سواءا كانت المحلية أو العامة أناس مختلفون فمنهم المستقيم ومنهم المنحرف -كالرافضي والشيوعي والبعثي- درءا لمفسدة هؤلاء وإبعادا لهم عن الإستيلاء الذين يعبرون من خلاله إلى الإفساد في العباد والبلاد فإني أدعوا والحال هذه أهل السنة أن يرشّحوا منهم من يتقون من دينه وأمانته وحسن سياسته أو يصوّتوا إلى من يطمعون في تحقيقه المصالح وإفاء الحقوق ودرء الشر عن البلد وأهله .
Inilah ijtihad kami, kami memohon kepada Allah agar menjaga negeri Iraq, mengumpulkan tokoh-tokohnya dan rakyat secara umum, kepada apa yang diridhai Allah kepada hambaNya dan negeriNya, yaitu di atas Al Islam dan As Sunnah. Shallallaahu ‘ala nabiyyina muhammadin wa ‘ala aalihi wa ashabihi ajma’in.
Dikeluarkan oleh ‘Ubaid ibn Abdullah ibn Sulaiman Al Jabiri, dosen Jami’ah Al Islamiyah, ba’da Isya pada hari Senin 29 Muharram 1430 H, bertepatan dengan tanggal 26 Januari 2008. Wa billahit taufiq.
Sumber : http://www.sahab.net/forums/showthread.php?t=364968 sebagaimana dimuat dalam http://www.kulalsalafiyeen.com/vb/showthread.php?t=11441
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Article's :
-
▼
2014
(85)
-
▼
Mei
(19)
- FATWA PEMILIHAN PRESIDEN
- PAMER IBADAH
- DISAAT AKHWAT NONTON CERAMAH SANG USTADZ
- PEMIMPIN BUTA MATA BUTA HATI
- "MENTAL TEMPE" DALAM PEMILU
- DIKALA HARUS MEMILIH AKHWAT ..?
- DIKALA HARUS MEMILIH IKHWAN..?
- PEMIMPIN MESTI PEDULI WONG CILIK
- “ISU SYI’AH KOQ FITNAH WAHHABI..?”
- KENIKMATAN-NYA WAJIB DIRAHASIAKAN
- SIKAP SALAFI MEMBINGUNGKAN..?
- MASA ISLAM VS 'NACI'ONALIS'
- :: ANDA PEMILIH CERDAS..? ::
- KASIH ANAK SEPANJANG GALA… KASIH ORANG TUA SEPANJA...
- BUMI ALLAH SANGAT LUAS, MASIHKAH ANDA PESIMIS..?
- ALLAH : “AKU SAKIT…. KENAPA KALIAN TIDAK MENJENGUK...
- WASPADA..!! PRESIDEN BONEKA
- Pentingnya Mengarahkan Muslimin Dalam Pemilu
- SEDARURAT APAKAH NEGERI KITA..?
-
▼
Mei
(19)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar