Radio Rodja 756AM

Jumat, 30 Mei 2014

FATWA PEMILIHAN PRESIDEN







Fatwa Fadhilatus Syaikh ‘Ubaid Al Jabiri




ثلاثة عشر : فتوى الشيخ عبيد الجابري , جوابا عن السؤال الآتي : “السؤال : بسم الله والصلاة والسلام على رسول الله شيخنا الفاضل الكريم في العراق الآن مقبلون على انتخابات محلية في المحافضات ليس لها علاقة بالإنتخابات السياسية التي ستكون نهاية هذا العام, وإنما هذه الإنتخابات هي انتخابات محلية داخل المحافظات غايتها تسيير وتمشية أمور المحافضات.
فإذا دخل هؤلاء الناس في هذه الإنتخابات سيكون غايتهم تسيير وتمشية طلبات وخدمات المحافضات : المسائل الإنسانية والخلافية..وغيرها من الأمور فما رأيكم في

الدخول في هذه الإنتخابات شيخنا الفاضل الكريم؟

Poin ketiga belas : Fatwa Syaikh ‘Ubaid Al Jabiri hafizhahullah, menjawab pertanyaan sebagai berikut. Pertanyaan : Bismillahi, washalatu wassalamu ‘ala rasulillah, wahai Syaikh kami yang mulia, di Iraq akan digelar pemilu untuk memilih parlemen provinsi, yang tidak terkait dengan pemilu politik yang diadakan di akhir tahun ini. Pemilu ini untuk memilih anggota parlemen yang ikut menentukan permasalahan provinsi. Maka jika orang-orang ikut dalam pemilu ini, niscaya tujuan dan kepentingan mereka akan terjaga di provinsi, seperti : permasalahan kemanusiaan, perbedaan antar sekte, dan urusan lainnya. Maka apa pendapatmu apabila kami masuk pemilu, wahai Syaikh yang mulia?

الجواب : بسم الله والحمد لله وصلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين أسأل الله الكريم ربّ العرش العظيم أن يجمع عامة أهل العراق وخواصهم على ما رضيه للعباد وللبلاد من الإسلام والسّنة وأن يحرصها وبلادنا وسائر بلاد أهل الإسلام من كل مكروه يقدح في الدين أو العرض أو النفس أو غير ذلك مما يلاد بالله سبحانه تعالى أن يجير منه.

Jawab : Bismillahi walhamdulillahi washallallaahu wa sallamu ‘ala nabiyyina muhammadin wa ‘ala aalihi wa shahbihi ajma’in. Aku memohon kepada Allah Al Karim, Rabb ‘arsy yang agung, agar mempersatukan rakyat Iraq pada umumnya, dan tokoh-tokoh mereka, di atas hal yang diridhaiNya, baik ridha bagi hamba maupun negeri, yaitu dengan bersatu di atas Al Islam dan As Sunnah. Dan aku memohon agar Allah memperbaiki negeri kita dan negeri-negeri Islam lainnya, dari segala macam hal yang dibenci dan dapat merusak agama, kehormatan, jiwa atau selainnya yang Allah subhanahu wa ta’ala perintahkan untuk dijaga.

الإنتخابات من الأمور الوافدة على أهل الإسلام, فهي ليست من الشرع المحمدي, وإنما عبرت إلينا من خلال أناس تشبّّعوا بالمبادئ الغربية أو غيرها من سبل الإنحراف عن دين الله الحق أصولِه وفروعه, فأولا نحن نستنكرها بقلوبنا ولا نطمأن إليها لأنها بدعة دخلت على أهل الإسلام عن طريق بعض أهل الإسلام المنحرفين مروِّجون لها عن غير أهل الإسلام فنفذت , فأصبحت لابدّ منها .

Pemilu merupakan salah satu perkara yang baru dalam Islam. Ini bukanlah termasuk dalam syariat Muhammad, akan tetapi merupakan buatan orang-orang yang terpengaruh dengan ideologi Barat atau selainnya dari jalan-jalan yang menyimpang dari agama Allah yang haq, baik dari sisi ushul (pokok) maupun furu’ (cabang). Maka pertama-tama, kami mengingkari hal ini dengan hati-hati kami, dan kami tidak merasa tenang dengan perkara ini (pemilu). Karena ini adalah bid’ah yang dimasukkan ke negeri-negeri Islam, oleh sebagian kaum muslimin yang menyimpang dan terpengaruh dengan kaum selain Islam, maka ia pun ikut-ikutan menerapkannya dan jadilah (pemilu itu di negeri Islam).

فإذا تقرر هذا فأقول :
أولا: لا يجوز الدخول في الإنتخابات أصلا إلاّ لضرورة تعود على من تركها بالضرر عليه في دينه أو دنياه أو في كليهما .
وثانيا: هذه الضرورة لها صور منها :
[الصورة الأولى] : التيقن أو غلبة الظّن أنّه لا يستوفي المسلمون عموما وأهل السنة خصوصا حقوقهم إذا لم يكن لهم من يمثّلهم سواءا في المجالس المحلية أو في المناصب العامة للدولة , فلهم أعني لأهل السنة إن تمكنوا أن يرشّحوا رجلا أو رجالا منهم لهذه المناصب المحلّية أو مناصب الدولة من هو صاحب سنّة وحادق في السياسة ويغلب على ظنهم أنه إذا ولي إنتفع به أهل السنة خاصة والمسلمون عامة.

Pertama : Pada asalnya, tidak boleh masuk dalam pemilu, kecuali dalam perkara darurat. Yaitu apabila dengan meninggalkannya akan membahayakan perkara agama, dunia, atau keduanya.

Kedua : Kondisi darurat ini diantara bentuknya :

Bentuk darurat pertama : Yakin atau berprasangka kuat bahwa kaum muslimin secara umum dan ahlus sunnah khususnya, tidak bisa terpenuhi hak-haknya apabila tidak ada perwakilan baik di parlemen daerah, maupun di parlemen pusat. Maka perlu bagi seorang atau beberapa orang dari ahlus sunnah untuk menguasai atau minimal masuk di parlemen daerah, maupun di parlemen pusat, apabila memang ia seorang ahlus sunnah, mampu berpolitik, dan kita berprasangka kuat bahwa jika ia berkuaasa, akan terwujud kemanfaatan bagi ahlus sunnah khususnya, dan kaum muslimin pada umumnya.

الصّورة الثانية: حينما يتنافس على هذه المناصب المعروضة للإنتخابات سواءا كانت عامة في المحافظات والمديريات أو للإنتخابات الرئاسية وكان المتنافسان أو المتنافسون على سبيل المِثال رافضي وسني, فإني أنصح أهل السنة أن يصوّتوا الى جانب السني ؛ لأن الرّافضي إذا وَلِيَ افسد في العباد والبلاد, وكان ضربة قاصمة لأهل السنة وأقل ما يكون منهم الأثرة والإستبداد وتسخير المصالح لبني جلدته وشيعته .
ثانيا: إذا تنافس على الرّئاسة رجل كافر أصليا أو معتقدا مبادئ كفريّة توجب ردته, وهذا مقيد عندنا بعد قيام الحجة عليه, ومسلم لم يظهر منه إلا صلاح وخير وهو معروف بالعقل وحسن السياسة فإن أهل السنة يرشّحون هذا الأخير.

Bentuk darurat kedua : Apabila terlihat bahwa yang berkompetisi dalam pemilu, sama saja apakah itu pemilu provinsi, pemilu legislatif pusat, atau pemilu presiden, diikuti oleh dua atau lebih kandidat, misalnya pihak Rafidhah dan Sunni, maka aku menasihatkan kepada ahlus sunnah disana untuk memberikan suaranya kepada kandidat dari kalangan Sunni. Karena apabila Rafidhah menguasai suatu negara, akan timbul kerusakan baik kepada rakyat maupun negara. Dan ini akan menjadi pukulan telak bagi ahlus sunnah, minimal ini akan menjadi jalan bagi lahirnya tirani dan Syiah akan mengeksploitasi rakyat di negara tersebut. Kondisi lain : Apabila yang berkompetisi dalam pemilu presiden, adalah antara seorang yang memang kafir, atau seorang muslim yang berideologi dengan ideologi kufur yang mengeluarkan dari Islam, namun ini muqayyad (terikat dengan syarat) setelah ditegakkan hujjah kepadanya, (kandidat ini melawan kandidat) seorang muslim yang tidak nampak darinya melainkan kebaikan dan kebajikan, dan ia terkenal dengan akalnya, baik politiknya, maka ahlus sunnah di negara tersebut hendaknya memilih calon yang terbaik ini.

صورة اخرى : لو تنافس على الرئاسة رجل سنّي وآخر رافضي أو من ذوي المبادئ المنحرفة مثل أن يكون شيوعيا أو علمانيا أو بعثيا فإنهم يرشحون صاحبة السنة.
والخلاصة في شيئين :
أولهما : لسن داعين الى الدخول في الإنتخابات في أية دولة كانت على الإطلاق, بل الأوْلى عندنا تركها إلا في الظرورة التي لابد منها, وقد ذكرنا صورا منها .
الشيء الثاني : أنه إذا تيقن اهل السنة خاصة والمسلمون عامة أنهم إذا لم يدخلوا في هذه الإنتخابات في أي دولة كانت تُهظم حقوقهم ولا تستوفى لأنهم لم يرشحوا أحدا فهنا نرى أن يدخلوا الإنتخابات من أجله, تحقيقا لمصالحهم واستفائهم حقوقهم وتمكينهم من أخذ ما هو حق لهم.

Bentuk kondisi darurat lain : Apabila yang berkompetisi dalam pemilu presiden adalah seorang Sunni melawan seorang Rafidhi, atau seorang yang berideologi menyimpang, seperti Syiah, sekuler, Ba’ats, maka hendaklah yang dipilih adalah seorang yang Sunni.

Ringkasannya dalam dua poin berikut :

Pertama : Kami bukanlah sedang menjadi da’i yang mengajak untuk berpartisipasi dalam pemilu secara mutlak. Bahkan yang lebih utama bagi diri kami adalah meninggalkannya, kecuali dalam kondisi darurat yang mengharuskan ikut di dalamnya, dan telah kami sebutkan bentuk-bentuk kondisi daruratnya.

Kedua : Bahwasanya apabila ahlus sunnah khususnya, dan kaum muslimin umumnya, merasa yakin bahwa jika mereka tidak berpartisipasi dalam pemilu, di negara manapun, maka hak-hak mereka tidak terpenuhi apabila mereka tidak ikut pemilu. Dalam kasus ini kami melihat bahwa mereka hendaknya ikut dalam pemilu. Dalam rangka merealisasikan maslahat, memenuhi hak-hak mereka, dan memungkinkan mereka untuk mengambil apa yang menjadi hak mereka.

وهاهنا سؤال فهمته من بعض الإخوان وفحوى هذا السؤال : أنّ فتواي هاته تعارض ما صدر مني من نصح المسلمين عامة وأهل السنة خاصة في العراق باعتزال الفرق كلها بعدا عن الفتنة!.
والجواب –أولا- : انا لازلت على تلك , لازلت على تلك الفتوى , وفتواي كانت في نصح أبنائنا في العراق باعتزال الجماعات التنظيمية ولست بدعا من القائلين بذلك ؛ فالأئمة من أهل السنة والجماعة على هذا , ومن الأدلة قوله صلى الله عليه وسلم لحذيفة في حديث طويل [فالزم جماعة المسلمين وإمامهم قال فإن لم يكن لهم جماعة ولا إمام قال فاعتزل تلك الفرق كلها] , وتفصيل هذه الفتوى وبسطها في مجالس متعددة والظاهر أنه منشور في بعض مواقع شبكة الإنترنت فليراجه من شاء.

Dan timbul pertanyaan dari sebagian ikhwan sebagai konsekuensi fatwa ini : Bahwasanya fatwa kami ini bertentangan dengan nasihat kami sendiri untuk kaum muslimin secara umum, dan ahlus sunnah khususnya di Iraq, untuk tidak berpecah belah setelah adanya fitnah!

Maka jawabnya : Kami masih berpegang dengannya, kami memang berfatwa seperti itu, fatwa kami adalah nasihat bagi putra-putra kami di Iraq agar tidak berpecah dalam partai-partai dan gerakan-gerakan. Kami tidak menyeru dengan perkataan kami kepada yang demikian itu. Imam-imam dari ahlus sunnah wal jamaah berada di atas jalan tersebut, dan diantara dalilnya adalah sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam kepada Hudzaifah, dalam hadits yang panjang, “Maka berpeganglah pada jamaah kaum muslimin dan imam-imam mereka. Hudzaifah berkata, ‘Jika tidak ada jamaah dan tidak ada pula imam?’. Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Maka keluarlah dari semua golongan itu” (HR Al Bukhari). Rincian fatwa ini telah kami terangkan dalam berbagai majelis, dan juga telah tersebar di sebagian website, siapa yang ingin membaca silahkan merujuk ke website tersebut.

وأما فتواي في الإنتخابات فكل عاقل كيِّس فطن يدرك ما ترمي إليه وما تهدف إليه وهو حفظ مصالح المسلمين عامة وأهل السنة خاصة حينما يتنافس على المناصب سواءا كانت المحلية أو العامة أناس مختلفون فمنهم المستقيم ومنهم المنحرف -كالرافضي والشيوعي والبعثي- درءا لمفسدة هؤلاء وإبعادا لهم عن الإستيلاء الذين يعبرون من خلاله إلى الإفساد في العباد والبلاد فإني أدعوا والحال هذه أهل السنة أن يرشّحوا منهم من يتقون من دينه وأمانته وحسن سياسته أو يصوّتوا إلى من يطمعون في تحقيقه المصالح وإفاء الحقوق ودرء الشر عن البلد وأهله .

Adapun fatwa kami dalam masalah pemilu, maka setiap orang yang berakal dan cerdas akan mampu mengambil apa yang dilempar dan ditujukan kepadanya, yaitu masalah penjagaan maslahat kaum muslimin secara umum dan ahlus sunnah secara khusus. Ketika ada kompetisi dalam memperebutkan suatu lembaga, apakah itu majelis umum, atau selainnya, dan itu diikuti oleh semua golongan, baik yang mustaqim (yang lurus) maupun dari kalangan munharif (yang menyimpang), seperti Rafidhah, Syi’ah, Ba’ats,dalam rangka mencegah kerusakan dan menjauhkan mereka agar menguasai suatu lembaga, kemudian melakukan pengrusakan kepada rakyat dan negara, maka dalam kasus ini kami menyerukan kepada ahlus sunnah untuk memberikan suara kepada kandidat yang menjaga agama, amanah, baik politiknya, atau memberikan suara kepada kandidat yang mampu memenuhi dan merealisasikan kemaslahatan, memenuhi hak-hak rakyat, dan mampu mencegah keburukan atas suatu negeri dan rakyatnya.

وأما فتواي في الإنتخابات فكل عاقل كيِّس فطن يدرك ما ترمي إليه وما تهدف إليه وهو حفظ مصالح المسلمين عامة وأهل السنة خاصة حينما يتنافس على المناصب سواءا كانت المحلية أو العامة أناس مختلفون فمنهم المستقيم ومنهم المنحرف -كالرافضي والشيوعي والبعثي- درءا لمفسدة هؤلاء وإبعادا لهم عن الإستيلاء الذين يعبرون من خلاله إلى الإفساد في العباد والبلاد فإني أدعوا والحال هذه أهل السنة أن يرشّحوا منهم من يتقون من دينه وأمانته وحسن سياسته أو يصوّتوا إلى من يطمعون في تحقيقه المصالح وإفاء الحقوق ودرء الشر عن البلد وأهله .

Inilah ijtihad kami, kami memohon kepada Allah agar menjaga negeri Iraq, mengumpulkan tokoh-tokohnya dan rakyat secara umum, kepada apa yang diridhai Allah kepada hambaNya dan negeriNya, yaitu di atas Al Islam dan As Sunnah. Shallallaahu ‘ala nabiyyina muhammadin wa ‘ala aalihi wa ashabihi ajma’in.

Dikeluarkan oleh ‘Ubaid ibn Abdullah ibn Sulaiman Al Jabiri, dosen Jami’ah Al Islamiyah, ba’da Isya pada hari Senin 29 Muharram 1430 H, bertepatan dengan tanggal 26 Januari 2008. Wa billahit taufiq.

Sumber : http://www.sahab.net/forums/showthread.php?t=364968 sebagaimana dimuat dalam http://www.kulalsalafiyeen.com/vb/showthread.php?t=11441

Kamis, 29 Mei 2014

PAMER IBADAH








:: PAMER IBADAH ::

Abu Usaamah Sufyan Bin Ranan


Asas Ibadah ada dua :
Ikhlas dan mutaba’ah

Allah ta’ala berfirman :

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan (yakni ikhlas) kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus.”(Q.S. Al-Bayyinah, 98: 5)

Saudaraku…
Lihat dalam konteks ayat Setelah perintah untuk menjalankan ketaatan atau mukhlis dan hunafaa', lalu dilanjutkan sebagai ibadahnya yakni Wayuqiimussolata wa yu' tuzzakata wa zalika diinul qoiyyimah,
inilah yang diperintahkan oleh rabbul ‘alamin dimana pertama kali yang harus diperhatikan apa...? Keikhlasan dan Kepada jalan yang lurus, bukan amal dulu urusan ikhlas atau mutaaba’ahnya belakangan, ini keblinger..!!!

Maka Mukhlis disini adalah perintah untuk berbuat ikhlas kerana Allah. Hunafa', lurus. Lurus maknanya mutaaba'atus sunnah.

Maka inilah yang pertama kali kita perhatikan.

Lalu bagaimana orang yang PAMER IBADAH..?

1. Pamer Ibadah atau Tidak, Riya’ atau Tidak, Harapan karena Wajah Allah atau Wajah Manusia, hakikatnya ini semua amalan hati yang kita tidak mengetahui hati seseorang melainkan Allah ta’ala dan diri kita sendiri yang mengetahuinya.

maka hendaknya ini menjadi sebuah renungan bagi kita, renungan bagi saya dan anda agar senantiasa memperbaiki diri dalam beribadah kepada Allah.

2. Hendaknya kita dapat membedakan mana amalan yang memang disyi’arkan seperti shalat berjama’ah, muadzin, dan semisalnya dan mana amalan yang afdhalnya di sembunyikan, seperti sedekah, shalat sunnah dan semisalnya.

maka setelah kita mengetahui perbedaan jenis suatu amalan, tetap saja kita berorientasi pada keikhlasan dan mengikuti sunnah Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, meskipun anda melakukan shalat berjama’ah yang namanya riya’ tetap harus dihindari maka harus memperhatikan hati kita.

Tinggal bagaimana diri kita memilih dunia kah.. atau akhiratkah..?
Allah ta’ala berfirman :

“Di antara kamu ada orang yang menghendaki dunia, dan di antara kamu ada orang yang menghendaki akhirat.” (QS. Ali-Imran 152)

3. Kalau sekiranya kita Menemukan orang yang terkesan Pamer Ibadah, maka janganlah kita memvonisya bahwa orang tersebut tidak ikhlas apalagi mengatakan “ah… ini kamu sedekah pakai undang wartawan segala riya ‘ ente”.

Jangan kita vonis demikian karena hati manusia hanya Allah yang tahu, ingatkah kita sebuah hadits yang mana orang-orang munafik menganggap riya’ kepada orang – orang yang bersedekah lebih, lalu apa komentar Rasulullah shalalllahu alaihi wa sallam kepada orang munafik tersebut..?

““Apakah engkau sudah membelah dadanya sehingga engkau tahu apakah hatinya berucap demikian atau tidak?”
(HR. Muslim)

Namun harus diingat oleh kita bahwa menyembunyikan amalan atau terang-terangan dalam beramal bukanlah patokan orang tersebut diterima atau ditolak amalannya, bukan…!!

Melainkan hati yang ikhlas dan mengikuti sunnah itu yang menjadi barometernya, meskipun anda terang-terangan dalam beramal jika anda ikhlas dan mengikuti sunnah insya Allah, Allah akan memberikan ganjaran kepada anda, atau sekirannya ada amalan yang afdhalnya sembunyi lalu anda beramal dengan sembunyi maka ini lebih baik dalam menjaga hati kita dalam beramal.

Maka Menyembunyikan amalan dan menampakkan amalan, keduanya adalah suatu kebaikan selama seseorang mengikhlashkan niatnya.


Allah Berfirman :

Jika kamu Menampakan pemberian sedekah(mu), maka itu adalah BAIK. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu LEBIH BAIK BAGIMU.
(Al-Baqara: 271)

Maka kesimpulannya :

Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari, secara tersembunyi maupun terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Rabbnya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
(Al-Baqara: 274)

Semoga dari pemaparan ini bisa menjadi renungan malam kita,bukan hanya pada malam ini saja melainkan setiap malam hari, untuk memperbaiki diri dalam beribadah kepada Allah untuk menjaga hati kita untuk senantiasa ikhlas karena Allah, hanya mengharap wajahNya saja.

Semoga Allah membalas ama kebaikan kita semua. Amin

DISAAT AKHWAT NONTON CERAMAH SANG USTADZ













:: DISAAT AKHWAT NONTON CERAMAH SANG USTADZ ::

Abu Usaamah Sufyan Bin Ranan


Saudaraku…
Perkembangan tekhnologi membuat dunia ini lebih berwarna, mulai dari gadget, internet, aplikasi kamera dan video, dan sejenisnya, membuat kita senyap dan dimanjakan, namun janganlah anda lupa untuk memenuhi hak jiwa anda untuk akhirat kelak yakni beribadah kepada Allah ta’ala.

Tanpa kecuali dunia Dakwah terpengaruh dari perkembangan pesat tekhnologi, dahulu ketika saya menyimak kajian secara langsung paling pakai format rekaman atau jika diizinkan saya merekamkan sendiri via mp3 itupun harus menempuh perjalanan jauh untuk bertemu sang ustadz, adapun sekarang kita tinggal duduk santai cukup punya internet misalkan buka yufid.tv, buka rodja tv dan selainya kita bisa dapatkan pembahasan yang banyak plus video ustadznya yang dikenal bahasa gaulnya “Ustadz on the street”.

Namun ketahuilah, semua media dakwah hanyalah wasilah bukan pokok dalam menuntut ilmu artinya menuntut ilmu ya harus mendatangi sang ustadz bukan didatangi, sebagaimana al Imam Malik berkata kepada khalifah Harun ar rasyid yang meminta Imam Malik dating keistana nya untuk mengajarkan putranya, lalu Imam malik rahimahullah menolak dengan berkata :

“"Ilmu agama itu didatangi bukan mendatangi."

Maka semua media-media dakwah hanyalah fasilitator, mediator, bukan inti kita dalam mencari ilmu.

Lalu Berkaitan dengan memandang sang ustadz dalam Video ceramahnya ada sebuah anekdot mengatakan bahwa :

“Bukankal Wanita diwajibkan untuk menundukan pandangan ..? Lalu bagaimana dengan memandang video ceramah sang Ustadz..?”

Pertama, bolehkah mengambil video ceramah..?

Syaikh Shalih al Utsaimin rahimahullah mengatakan terkait hokum membuat video cermah beliau berkata :

“diperbolehkan mengambil gambar kajian dengan merekam video, jika memang ada kebutuhan akan hal tersebut atau karena adanya mashlahat, Karena menurut pendapat yang kuat bahwa video tidak termasuk menyaingi ciptaan Allah, dan gambar tersebut masuk pada cd maka ini tidak termasuk kategori menyimpan gambar, dan memang terjadi ikhtilaf dalam hal ini. {Majmuu’ Fataawa wa Rasaail}

Maka dalam hal ini video ceramah diperbolehkan.

Kedua, Bagaimana dengan wanita yang memandang Ustadznya dalam ceramah video..?

Allah ta’ala berfirman :
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka tundukan pandangannya, dan menjaga kemaluannya” (QS. An Nuur: 31)

Al Imam Ibnu Katsir mengatakan :
“tudukan pandangan maksudnya kepada para lelaki selain suami –suami mereka, maka hukum asalnya adalah haram (kecuali kepada hal yang mengaruskan untuk berpandangan seperti : memandang ketika ta’aruf agar saling suka, hal jual beli ), dan ini adalah pendapat jumhur para ulama dengan berdalil hadits hadits Az Zuhri dari Nabhan, pembantu Ummu Salamah, ia berkata bahwa Ummu Salamah pernah berkata kepadanya:

Ketika itu Ummu Salamah bersama Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan Maimunah, lalu Ibnu Ummi Maktum hendak masuk ke rumah. . (Ibnu Ummi Maktum adalah seorang shahabat yang buta matanya)

Kejadiaanya setelah ada perintah Hijab (setelah turun ayat hijab). Lalu Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berkata: ‘Kalian berdua hendaklah pakai hijab (karena Ibnu Ummi Maktum hendak masuk)’.

Ummu Salamah berkata: ‘Wahai Rasulullah, bukankan Ibnu Ummi Maktum itu buta sehingga tidak akan dapat melihat kami dan tidak mengenali kami?’.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berkata: ‘Apakah kalian berdua juga buta? Bukankah kalian berdua melihatnya?’ . ( HR Abu Daud)

Maka dengan demikian kalau Ummu salamah dan maimunah saja di suruh berhijab didepan orang yang buta matanya, maka sudah semestinya para wanita hendaknya tundukan pandangan, termasuk jaga pandangan tanpa melihat video sang Ustadz.

Memang ada sebagian ulama membolehkan memandang video ceramah ustadz selama tidak memicu syahwat, Namun kaidah mengatakan “Jika berkumpul perintah dan larangan maka larangan di dahulukan”

Larangan telah jelas yakni firman Allah :
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka tundukan pandangannya, dan menjaga kemaluannya” (QS. An Nuur: 31)

Dan hadits diatas, adapun bolehnya memandang tanpa syahwat adalah suatu yang mustahil pasti dalam pandangan ada panah-panah syaithan dan syaithan banyak sekali tipu mushlihatnya,

Allah ta’ala berfirman :
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk,” (QS. Al-Isra': 32)

dan telah ma’ruf pandangan itu membuahkan rasa suka dan cinta sehingga Islam memerintahkan untuk saling berpandangan lelaki dan wanita ketika proses ta’aruf.

Wallahu’alam inilah pendapat yang kuat

Rabu, 28 Mei 2014

PEMIMPIN BUTA MATA BUTA HATI








:: PEMIMPIN BUTA MATA BUTA HATI ::




Abu Usaamah Sufyan Bin Ranan




Saudaraku…

Hati adalah wadah datangnya Hidayah dari Allah ta’ala yang berupa keimanan. Kebersihan hati mencerminkan keimanan seseorang, dengan itu munculah ketenangan dan ketentraman jiwa, tapi sebaliknya jika
hatinya jauh dan kotor maka hidayah iman itu tidak akan masuk sehingga yang akan dirasakan adalah kehampaan dan kegelisahan.

Oleh karena itu Siapakah pemimpin yang buta mata lagi buta hati..?
Yang jelas seorang yang hatinya kotor, dan sekotor-kotornya pemilik hati adalah dari golongan orang-orang kafir,

Allah ta’ala berfirman :
“Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka , dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.(Al-Baqarah: 7).

Imam Mujahid mengatakan, “Allah mengunci mati hati orang-orang kafir. Dia berkata ath-thab’u artinya lekatnya dosa di hati, maka dosa-dosa itu senantiasa mengelilinginya dari segala arah sehingga berhasil menemui hati tersebut. Pertemuan dosa dengan hati tersebut merupakan kunci mati”

Al Imam al qurthubi mengatakan “terkuncinya hati lantaran kekafirannya berdasarkan QS an nissa : 155.”

namun kita tetap menyadari selama nyawa belum sampai di tenggorokan mereka. Maka masih ada kesempatan untuk bertaubat dan kembali kepada jalan Allah ta’ala Bila Allah berkehendak untuk memberikan hidayahNya, Maka apapun bisa terjadi.”

Timbul suatu pertanyaan Maukah anda dipimpin oleh seorang pemimpin yang buta mata lagi buta hatinya..?
Tentu kita tidak mau dan mengatakan “waiyyadzubillah”.

Saudaraku..
Ketidak mau-an kita dipimpin oleh pemimpin yang buta mata hatinya adalah suatu yang fithrah manusiawi terlebih anda melakukannya karena Allah, tujuan mashlahat umum, sebagaimana anda takut ketika anda di kejar singa atau macan, ketika macan atau singa mengejar anda apakah anda menghadapinya..?

Tentu anda secara fithrah menyelamatkan diri, penyelamatan diri bukan berarti anda seorang pengecut apalagi divonis tidak bertawakal kepada Allah, salah penempatan ya akhy..!! Terlebih dikatakan “NYALI TEMPE…!!” Alhamdulillah tempe masih ada gizi-nya dari pada Oncom. Walhamdulillah.

Kembali kepada pemimpin buta mata lagi hatinya,
Sejarah menunjukan pemimpin yang pertama di dunia yang buta mata lagi buta hatinya adalah FIR’AUN.

Saking buta mata hatinya Allah mengawetkan jasadnya sampai saat ini, sebagai peringatan kepada para pemegang kekuasaan bahwa seorang yang sudah menempatkan dirinya di suatu kursi kekuasaan terkada sifatnya tidak jauh-jauh dari ingkar, dan angkuh, Allah ta’ala. tidak tanggung-tanggung memberikan contoh orang-orang yang membangkang padaNya yakni Firaun.

Sebagai contoh penguasa yang ingkar, Allah ta’ala menjadikan raja besar semacam Fir’aun sebagai contoh kasus agar manusia yakin seyakin-yakinnya bahwa tanpa keimanan dan amal sholeh, raja sebesar Fir’aun sekalipun akan berakhir dengan kehinaan.

Saking buta mata hatinya ia tak segan –segan menantang Allah bahkan membuat sebuah menara tinggi yang katanya untuk mengintip Allah diketinggian, Selama tujuh tahun lamanya ia kerahkan semua arsitek dan para pekerja kasar untuk membangun menara yang ia inginkan. Hingga jadilah sebuah menara yang paling tinggi di masa itu. Hal itu betul-betul memberatkan Nabi Musa -’Alayhis salam-. Tapi Allah -Subhanahu wa Ta’ala- menenangkannya “Biarkanlah apa yang ia lakukan. Aku akan menghancurkan apa yang ia kerjakan dalam sesaat!” Itulah firman Allah ta’ala kepada Nabi Musa.

Dan lebih buta-nya terhadap kebenaran ketika detik-detik ia mati dilautan dimana laut terbelah maka sang fir’aun berkata apa..?

““Lihatlah, karena takut padaku laut ini menyediakan jalan untukku supaya aku bisa menangkap musuhku!!!”.

Dengan langkah mantap, ia arahkan kudanya untuk berjalan ke tengah lautan yang terbelah, Begitu kepala pasukan hampir mencapai daratan dan ekor pasukan turun ke jalan, Allah -Subhanahu wa Ta’ala- memerintahkan lautan bersatu kembali airnya. Di depan mata Bani Isra’il, Fir’aun dan pasukannya ditenggelamkan.

Dalam keadaan sekarat , Fir’aun mengikrarkan keimanannya pada Allah ta’ala. Namun Keimanan yang terlambat, Sia-sia tak bermanfaat baginya, Sebagai jawabann Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman (yang artinya):

“Sekarangkah (kau katakan)? Sedangkan sebelumnya kamu telah bermaksiat dan kamu termasuk orang-orang yang membuat kerusakan”.

Dalam Sunan Tirmidzi diriwayatkan kisah, saking gemes nya Malaikat Jibril -’Alayhis salam- turun tangan sendiri menyumbat mulut Fir’aun dengan lumpur laut, dia khawatir kalau-kalau Allah -Subhanahu wa Ta’ala- menurunkan rahmat-Nya kepada Fir’aun -La’natullah ‘alaih-.

Namun itu belum juga memuaskan Bani Isra’il. Maka Nabi Musa -’Alayhis salam- berdoa supaya dinampakkan bangkai Fir’aun kepada mereka. Allah -Subhanahu wa Ta’ala- menerima permohonan beliau. Bangkai Fir’aun diangkat, dan diabadikan untuk dijadikan bahan renungan bagi orang-orang setelahnya. Termasuk kita. (Sumber : Harun Al-Rasyid).

Oleh karena itu….
Kepada Para calon presiden kita kita harapkan untuk membaca lebih dalam sejarah fir’aun dimana awetnya jasad fir’aun untuk perenungan bagi anda yang hendak memimpin negeri ini, dan kita sebagai rakyat tentu berdo’a kepada Allah ta’ala dengan berikhtiar agar negeri kita ini senantiasa sebagai negeri yang aman, negeri yang syi’ar islam dihidupkan secara terbuka.

Dan ketahuilah..
Kalau secara fithrah kita tidak mau dipimpin oleh seorang yang bertentangan faham terhadap keyakinan kita atau pemimpin yang dzalim tak memihak kaum muslimin, maka tidaklah perlu mengucapkan sesuatu yang tidak mesti diucap, ucapan yang sia-sia menjatuhkan saudara-saudara kita, sperti “Nyali Tempe… Kabayan kepelet… bahkan lebih lucu lagi Jadi tukang Ramal”,

Masya Allah… Menuduh saudaranya tukang ramal, artinya tau dari mana seseorang itu dikatakan tukang ramal..? bukannya yang berucap yang dzan atau meramalkan saudaranya adalah tukang ramal..? jangan sampai tukang ramal teriak tukang ramal, perkataan seperti ini menjatuhkan dan su’udzan terhadap saudara-saudara kita yang lain. Dan tentu kita diatas hujjah para ulama menyikapi hal ini dengan kedewasaan bukan saling gunjing antar ahlussunnah. Wallahul musta’an

"MENTAL TEMPE" DALAM PEMILU








:: 'MENTAL TEMPE' HANYA GUYONAN ORANG-ORANG TIDAK HIDUP DI ALAM REALITA ::


Abu Usaamah Sufyan Bin Ranan


Kaum muslimin diharapkan rapatkan barisan dan bersatu serta berperan pada pemilihan presiden juli mendatang untuk memilih keburukan yang teringan dari 2 calon presiden, Insya Allah Manfaatnya akan kembali ke arah kaum muslimin.

Hiraukan segala apapun anonim yang mengatakan, "mental tempe", kita cukup katakan pada mereka, walhamdulillah tempe masih ada gizinya dari pada oncom. baarakallahufik.

Antum menginginkan kan daurah Masyaikh berada di kementrian sebagaimana yang lalu Syaikh Abdurrrazaq -semoga Allah menjaga beliau-..?

Antum menginginkan Urusan kaum muslimin dimudahkan, pendirian masjid dimudahkan, pendirian media islam di mudahkan..?

Antum menginginkan keamanan negeri kaum muslimin..?

dan selainnya yang beruba kemashlahatan, tentu kita menginginkan..!!

Walhamdulillah Pemerintah Pak SBY, masih memudahkan kita kaum muslimin yang terutama keamanan dan syi'ar islam, urusan kaum muslimin dimudahkan terlepas dari plus minus pemerintahan beliau namun sadar atau tidak walhamdulillah kita bisa menikmati media-media islam, sekolah - sekolah islam khususnya salafiyyin bisa berdiri dan dimudahkan urusannya.

Antum mendengarkan radio rodja, bukankah rodja mempunyai suatu perizinan...? Betul, siapa yang melegalkan..? pemerintah. walhamdulillah.

Antum bisa menyekolahkan anak-anak antum di pendidikan yang al hamdulillah sudah berkembang lembaga pendidikan salafiyin, siapa yang berperan..? pemerintah. walhamdulillah.

dan banyak lainya yang patut kita syukuri...

Dibalik pemerintahan Pak SBY ada orang-orang Islam yang peduli akan umat Islam. -terlepas dari segala kekurangan yang ada.

ada suatu pejabat dinas pendidikan mengatakan langsung kepada kami :
"Sekolah Islam wajib dipermudah pendiriannya, dan kita bantu..!! ditengah maraknya prestasi orang-orang kristen dan selainya, maka orang islam jangan mau terbelakang..!!". Baarakallahufik.

Kalau sekiranya kita tidak berperan dalam medan pilpres nanti, siapa yang melanjutkan pemerintahan yang 10 tahun pak SBY memudahkan urusan kaum muslimin, yang melanjutkan aspirasi umat islam dipegang oleh pemerintah mayoritas beragama islam yang peka terhadap kaum muslimin,

sekali lagi terlepas dari segala kekurangan para pejabat kita di era pak SBY, tentu ada beberapa orang yang memiliki mutiara dibalik pasir laut.

Saat ini ada 2 calon PRABOWO HATTA DAN JOKOWI JK..?

Dimana pendukung mayoritas masa islam..?

Tentu ada di belakang pak PRABOWO.

Dimana pendukung mayoritas NACI'ONALIS..?

Tentu ada dibelakang jokowi.

oleh sebab itu, bukan memiliki Mental Tempe atau waiyyadzubillah mencoba jadi peramal, buat apa mencoba dunia peramalan, wong sudah jelas fakta..!! syi'ah iran mengucapkan selamat kepada kang jalal hadahullah dan terus memantau pilpress serta mendukung jokowi. masih dikatakan ramalan..? ajib. anda hidup di dunia impian kami hidup diatas realitas.

Saudaraku...
Janganlah kita menjadi penikmat fasilitas keamanan ibadah sekiranya anda tidak berperan di pilpres juli nanti.

Sabtu, 24 Mei 2014

DIKALA HARUS MEMILIH AKHWAT ..?








:: DIKALA HARUS MEMILIH AKHWAT ..? ::

Abu Usaamah Sufyan Bin Ranan




Ada sebuah ungkapan yang bagus yakni “Simpanlah segala bentuk ungkapan cinta dan kuncilah hatimu, Allah akan menjawabnya dengan lebih indah disaat yang tepat”

DIKALA HARUS MEMILIH AKHWAT ..?

Cinta dan Benci karena Allah merupakan suatu yang di utamakan diatas segalanya, namun saat ini adalah membahas suatu kondisi disaat cinta itu harus memilih, memilih seseorang istri sebagai pendamping hidup anda, sebagai kekasih anda.

Memilih pasangan harus dengan hati nurani, karena hal tersebut merupakan masa depan kita, tentu kita tidak ingin ketika kita telah berumah tangga wanita yang kita idamkan menjadi duri dalam daging, tidak menjaga koridor islam.

Berangkat dari Hadits Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda :
“Wanita dinikahi karena empat perkara, karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya, maka hendaklah engkau mendapatkan wanita yang baik Agamanya………”[ HR Al-Bukhari]

Al Imam Ibnu Hajar dalam fathul bari mengatakan “dzahir hadits ini menunjukan bolehnya menikah dengan tujuan salah satu dari empat pilihan tersebut, namun tujuan mencari yang baik agamanya lebih utama “

Maka Anda memilih Akhwat Kaya..? Silahkan…

Anda memilih Akhwat Berketurunan/Nasabnya bagus..? Silahkan…

Anda memilih karena cantiknya…? Silahkan

Anda Memilih lantaran Agamanya..? Ini yang lebih Baik.

Apakah anda mendapatkan ke –Empatnya..? Masya Allah…
Baarakallahufik.

Ataukah Anda menjadi Ikhwan Yang selektif sehingga tidak menemukan jodoh..? Bertaqwalah kepada Allah.

Nantikan status selanjutnya :
DIKALA HARUS MEMILIH IKHWAN ..?

DIKALA HARUS MEMILIH IKHWAN..?





:: DIKALA HARUS MEMILIH IKHWAN..? ::

Abu Usaamah Sufyan Bin Ranan


Mencari Ikhwan ideal..?

Saudariku…
Ikhwan seperti apakah yang kalian idamkan…?


Kepala rumah tangga yang bagaimanakah yang kalian cita-citakan..?


Yang Kayakah..? Tampan..? Nasab nya anak raja....?

sukses penidikannya.. SI, S2, S3..?


Buanglah rasa memiliki criteria keinginan diatas sekirannya anda memiliki niat untuk menikah, karena jarang ikhwan kaya, susah sekali mendapatkan ketampanan lantaran relatif, apalagi berpendidikan tinggi. Bisa-bisa anda menjadi perawan tua untuk mencapai itu semua..



Namun ketahuilah saudaraiku…


Jangan pula anda menerima begitu saja seorang ikhwan yang datang kepada anda, selektif boleh saja namun selektif yang wajar, selektif yang standar, ikhwan cukup tetap bekerja, ikhwan yang cinta ilmu, tentu ia shalih maka cukup bagi anda, masalah kaya harta, ketampanan, dan berpendidikan, terhapus dengan mendapatkan seorang yang shalih, cinta ilmu, dan tetap bekerja meskipun bukan pekerja tetap. Maka inilah criteria ikhwan ideal.



Saudariku
PILIHLAH YANG MADHARAT NYA LEBIH RINGAN DARI PILIHAN YANG ADA
Ketika anda dipinang oleh seorang ikhwan
Dalil yang menunjukkan hal ini adalah hadits Fathimah bintI Qais ketika dilamar oleh Mu’awiyah bin Abi Sufyan dan Abu Jahm, lalu dia minta nasehat kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam maka beliau bersabda:

“Adapun Abu Jahm, maka dia adalah lelaki yang tidak pernah meletakkan tongkatnya dari pundaknya . Adapun Mu’awiyah, dia adalah lelaki miskin yang tidak memiliki harta . Menikahlah dengan Usamah bin Zaid .” (HR. Muslim)

Saudariku…
Lihatlah…
Sekirannya kondisi anda sama dengan kondisi fathimah binti qais apa yang anda pilih, sedangkan umpamanya didunia ini tinggal ada 3 ikhwan :7

1. Ikhwannya ringan tangan sering mukul

2. Ikhwannya miskin

3. Ikhwannya Jelek, hitam, tapi berkecukupan.

Sekiranya anda dihadapkan dengan kondisi seperti ini yang mana yang anda pilih..?

Tentu wanita tidak mau jadi objek pukul, dan juga tak mau memakan wajah suami meskipun ia tampan tapi miskin, lebih baik madharatnya ringan adalah ikhwan jelek dan hitam tapi berkecukupan, dalam hal ini , ini adalah ikhwan ideal.

Maka pada kesimpulannya adalah :

1. Ikhwan ideal adalah Shalih, cinta ilmu syar’I dan tetap bekerja meskipun bukan pekerja tetap, adapun buang impian ikhwan kaya, tampan, apalagi berpendidikan karena bagi dunia perikhwanan sungguh jarang hal seperti ini ditemukan jika anda mempertahankannya khawatir menjadi perawan tua.


2. Kalau sekiranya tidak ada lagi ikhwan didunia ini melainkan hanya beberapa ikhwan pilihlah ikhwan yang madharatnya lebih ringan dari yang ada, missal ikhwan tukang mukul datang kepada anda, ikhwan tampan tapi miskin datang juga, ikhwan jelek, hitam tapi berkecukupan datang ke anda maka pilihlah ikhwan yang jelek dan berkecukupan.

Tentukan pilihan anda ..? baarakallahufik

PEMIMPIN MESTI PEDULI WONG CILIK






:: PEMIMPIN MESTI PEDULI WONG CILIK ::



Abu Usaamah Sufyan Bin Ranan



Saudaraku..
Janji-janji politik’us menggoda selera, asumsi pro rakyat, rakyat dan rakyat merupakan istilah yang dipopulerkan di ajang ‘pesta’ democrazy, namun akankah kalimat pro rakyat masih dipertahankan untuk diucap dan dilaksanakan ketika telah menjadi presiden..?

Wong Cilik, itulah istilahnya….
Wong cilik disini adalah murni Rakyat BUKAN kaum minoritas tertentu apalagi ‘wong cilik’ aliran sesat yang bertawakal disuatu partai NACI’ONALIS yang kita kenal bersama,.

Saudaraku..
Dalam Islam ada sesosok figur pemimpin dalam islam yang insya Allah menjadi tauladan kita, menjadi inspirasi kaum muslimin, Allah meridhai beliau, dia adalah UMAR BIN KHATHTHAB al FARUQ yang mana Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam dalam riwayat at Tirmidzi dalam sunannya menjaminnya dengan Surga, dan tentu secara otomomatis Allah melaknat bagi siapapun yang mencela beliau, Allah mencela orang – orang yang merendahkan beliau apalagi menganggap beliau kafir, waiyyadzubillah.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Sekiranya sepeninggalku ada seorang Nabi, pastilah Umar Bin Khththab orangnya “

UMAR PEMIMPIN YANG TAWADHU’

Saudaraku..

Ingatkah kita dengan kisah-kisah Umar..?

Kedermawanan beliau terhadap rakyatnya..?

Beliau tidak tidur sebelum memastikan rakyatnya tidur,
dan beliau lebih awal bangun sebelum rakyatnya bangun,
sering memberikan makanan pokok dipintu-pintu rumah rakyatnya,

bahkan ada suatu kisah yang terkenal dimana seorang wanita tua menegurnya :

Wanita tua itu berkata : “Wahai Umar dahulu aku melihatmu, saat engkau masih UMAIR…, dipasar ukazh, kau berkelahi dengan anak-anak, waktu tak terasa sekarang kau telah menjadi UMAR, lalu waktu belum lama berlalu engkau AMIRUL MUKMININ. Bertaqwalah kepada Allah terhadap rakyatmu, ketahuilah barang siapa yang takut mati maka ia takut kehilangan, “

Maka Umar menangis dengan tersedu-sedu…

Paspampress yang Umar Al Jarud, berkata “Ibu…!! Engkau telah lancing kepada Amirul Mukminin..dan engkau membuatnya menangis..!!”

Umar berkata : “Biarkan, dia, apakah engkau tidak mengenal wanita ini..? Dia adalah Khaulah Binti Hakim dimana Allah mendengarkan ucapannya dari langit ketujuh, Demi Allah Umar lebih pantas mendengarnya”. //al Mukhtasar minhaajil qasidin tahqiq syaikh Ali Hasan bin Abdul Hamid.

Saudaraku…

Kita lihat riwayat diatas ini menunjukan betapa tawadhu’ nya beliau, jabatanya bukanlah apa-apa, semua itu akan dipertanggung jawabkan atas rakyat yang ia pimpinnya sehingga menangis. Bagi para pemimpin renungilah hal ini kritikan bukanlah suatu aib melainkan instropeksi diri bagi kita atas rakyat yang dipimpin.

‘UMAR BLUSUKAN KERUMAH RAKYATNYA, RELA BERKERINGAT HANYA UNTUK MEMBERSIHKAN RUMAH RAKYATNYA

‘Umar keluar dimalam hari lalu thalhah melihatnya masuk kesuatu rumah
lalu masuk kembali kerumah yang lain, di pagi hari thalhah berkata ke seorang wanita tua yang rumahnya didatangi Umar, thalhah bertanya
kepada wanita tua itu :

“Mengapa laki-laki itu datang kerumah ini..?
Wanita tua itu menjawab : “dia membantuku melakukan ini dan itu, dia
membawa keperluanku, dia pun membersihkan rumahku.”
Thalhah mengatakan kepada dirinya sendiri “celaka engkau wahai
thalhah.. apakah diriku mencari kesalahan umar

Tentunya kita berharap, peduli rakyat bukan pada masa kampanye saja,
melainkan benar-benar blusukan, mendatangi langsung melihat kondisi rakyatnya, Namun Blusukan nya umar dengan blusukannya Bang OJO
KUWI tentu berbeda, blusukannya Umar tanpa dilihat orang melainkan orang yang melihatnya, blusukannya Umar tanpa pencitraan melainkan
beliau keluar dimalam hari dikala orang banyak tertidur,

adakah pemimpin kita yang berani untuk mencukupi dan membantu
rakyatnya tanpa pencitraan..?

Saudaraku…

Semoga dua kisah ini menjadikan kita menambah wawasan, dimana
pemimpin yang tawadhu dan peduli rakyat terlebih rakyat yang lemah, rakyat kecil ‘wongcilik’ harus dibantu bukan di ikat dengan janji-janji tanpa
realisasi

Kamis, 22 Mei 2014

“ISU SYI’AH KOQ FITNAH WAHHABI..?”








:: “ISU SYI’AH KOQ FITNAH WAHHABI..?” ::


Abu Usaamah Sufyan Bin Ranan



Ada cawapres dari barisan ‘NACI’ONALIS’ –yang tentu kita sangat terheran-heran- kepada beliau menanggapi tentang syi’ah di Indonesia, beliau malah menjawab “Isu Syiah hanyalah fitnah wahhabi”

Semoga Allah merahmati sang Bapak cawapres sehingga dapat mengetahui hakikat ‘wong cilik’ syi’ah, sangat tidak relevan kalau sekirannya syi’ah hanyalah tandingannya ‘kelompok’ wahhabi, syi’ah adalah musuh kaum muslimin dan Islam sangat berlepas diri dari syi’ah.

Saudaraku…
Sama –sama kita ketahui bahwa syi’ah sangatlah berbahaya bagi keamanan suatu negeri, tidak ada suatu negeri yang mana ada rusuh disana kecuali ada syi’ah dibelakangnya, mau bukti ..?

1. “PEMBUNUHAN UTSMAN BIN AFFAN Radhiyallahu ‘anhu” AMIR KAUM MUSLIMIN…!!

Pada bulan Zulhijjah tahun 35 Hijrah, di hari-hari Umat Islam sedang mengerjakan ibadat Haji, Umat Islam dikejutkan dengan peristiwa yang amat dahsyat dan menggerunkan mereka, pertama kali dalam sejarah Umat Islam adanya Demonstrasi damai di prakarsai oleh oleh lelaki Munafiq Yahudi bernama Abdullah bin Saba’ –semoga Allah melaknat beliau- namunkatanya sih demontrasi damai akan tetapi berakhir dengan tumpahnya darah shahabat yang mulia, Sayyidina Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu terbunuh.

Ingat pa cawapres, amir kaum muslimin dibunuh oleh syi’ah. Ulah Syi’ah bukan Fitnah Wahhabi.

2. MENCURI HAJAR ASWAD, HAJAR ASWAD MILIK KAUM MUSLIMIN..!!

Pada tahun 312 H, Syiah di bawah pimpinan Abu Thahir al-Qarmathi dalam kitab ulama Syafi’iyyah al Imam Ibnu katsir rahimahullah dalam kitab AL-Bidayah wa al-Nihayah menyebutkan:

“mereka menyerang kafilah yang baru menunaikan Ibadah haji dari Makkah. Mereka membunuhi kaum lelaki dan menawan wanitanya. Mermapas harta mereka yang lebih dari 1 juta dinar.
Tahun 317 H, Abu Thahir al-Qarmathi sampai ke Makkah pada hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah). Dia dan tentaranya membunuhi hujjaj dan mu'tamirin di sekitar Ka'bah, baik mereka yang sedang thawaf, maupun mereka yang bergelantungan di kelambu Ka'bah.

Merampas harta mereka. Dan bukan cuma itu, mereka juga mencabut Hajar al-Aswad dari Ka'bah, dan membawanya ke Kerajaan mereka, dan tetap berada di sana sampai 335 H ( selama + 18 tahun).
Kaum muslimin kehilangan Hajar Aswad selama + 18 tahun, ingat pa cawapres selama + 18 tahun kaum muslimin tidak punya hajar aswad. Ulah syiah bukan fitnah wahhabi


3. TRAGEDI MINA DAN PENISTAAN AL HARAMAIN, INGATKAH ANDA..? YANG TERBUNUH ADALAH KAUM MUSLIMIN.


Ini lah tragedy yang tidak kami lupakan dalam sejarah… tragedy yang menyakiti hati kaum muslimin dan tak akan bisa di tebus oleh sesuatu apapun, wanita , anak-anak, dan lelaki yang teraniaya, terbunuh, terinjak-injak di negeri al haramain Saudi Arabia, kalau sekiranya mereka tidak menghormati dan menjaga kesucian tanah yang suci bagaimana negeri kita Indonesia ini, tentu mudah bagi mereka mengacaukan keamanan NKRI. #MELAWAN LUPA :

1.. Tahun 1406 H
Jama'ah haji dari negeri Syi’ah Iran turun di Jeddah. Setelah melalui pemeriksaan, ternyata kebanyakan jama'ah yang berjumlah 500 orang, menyembunyikan bahan BOM C4 di bagian bawah tas. Kemudian bahan peledak tersebut dikumpulkan dan mencapai berat 150 Kg.
Kekuatan ledak bahan C4 sangat tinggi, dan bahan ini hanya dimilki oleh militer.

Lihat videonya di sini:
http://www.youtube.com/watch?v=be7KIu9Q5zM

Saudaraku…
dapat anda bayangkan, jika bahan C4 berhasil masuk, dan diledakkan di Jamarat, terowongan Mina, Arafah, atau Ka'bah, apa yag akan terjadi ?!

Pak Cawapress sejarah begitu nyata. Kaum muslimin yang tergadaikan…!!

2.Tahun 1407 H.
Hizbullah-Saudi, bekerja sama dengan Garda Revolusi Iran, dan didukung oleh Jama'ah haji Syiah dari Saudi, mengadakan demonstrasi besar-besaran di Makkah al-Mukarramah, pada musim haji 1407 H.

Hasilnya, 402 orang wafat, 85 di antaranya adalah petugas keamanan.

Karena kerusuhan ini, puluhan bangunan hancur, ratusan wanita, anak-anak, dan orang tua terinjak-injak , dan ratusan ribu jama'ah haji terhambat melaksanakan manasik.

Video: http://www.youtube.com/watch?v=zOmUDBSjaJk

Pak Cawapres, masihkah anda meyakini ini fitnah wahhabi sedangkan nyata kaum muslimin yang dibunuh..?

3. Tahun 1409 H.
Anggota Hizbullah-Saudi bekerjasama dengan Syi'ah Kuwait melakukan aksi peledakan bom di Kota Makkah. Bahan peledak mereka peroleh dari pejabat (Syi'ah) Kedubes Kuwait di Saudi. Para pelaku diangkat sebagai pahlawan oleh kaum Syi'ah.
http://www.youtube.com/watch?v=y07AaHenYTc

Kami cukupkan 3 tragedi utama di 3 fase sejarah yakni pada masa khalifah, pada masa abad ke 3 H, dan abad 2O menjadi referensi yang melukai kaum muslimin akan bahaya dan kekejaman syiah, betapa besar permusuhan mereka sampai sekarang.

Sebenarnya begitu banyak sejarah yang mereka goreskan pada darah kaum muslimin namun kami tentu tidak melampirkan seluruhnya di status ini karena saking banyaknya aksi yang mereka lakukan.

Kami hanya menashihati kepada diri-diri kami dan kepada calon pejabat bapak cawapres, yang mungkin sudah atau tidak sengaja keceplosan tanpa berfikir panjang mengatakan “Syiah hanyalah fitnah wahhabi”,
Sungguh perkataan ini seolah membasahi luka yang telah kering, menyayat hati umat islam.

Ingatkah kita siapa yang terbunuh di tragedy mina..? UMAT ISLAM

Ingatkah kita siapa yang jadi korban pencurian hajar aswad …? UMAT ISLAM

Ingatkah kita siapa amir yang terbunuh ..? Utsman Bin Affan

Ingatkah kita siapa dibalik pembantaian dan penumbangan daulah abassiyah yang membunuh ribuan ahlussunnah..? SYI’AH.

Ingatkah kita siapa yang membantu Amerika membantai kaum muslimin Iraq..? SYI’AH.

#MELAWAN LUPA..


Banyak kegaduhan dan kericuhan yang telah mereka greskan dalam darah kaum muslimin, MASIHKAH KITA MENGATAKAN dengan fakta sejarah telah jelas Syiah merugikan dan telah mebantai kaum muslimin, hanya sebagai FITNAH, sebagai ISU, dari golongan tertentu yakni yang mereka namakan ‘WAHHABI’ sedangkan Nyawa kaum muslimin tergadaikan dan di tumpas oleh Syi’ah…?

Ingatlah Penduduk Indonesia mayoritas kaum muslimin, dan statement tersebut membuat kaum muslimin sakit hati, semoga Allah menjaga kita dan menghadirkan pemimpin yang tegas dan berwibawa terhadap umat islam Allahuma Amin

KENIKMATAN-NYA WAJIB DIRAHASIAKAN





:: Zz..Zz..zZ. . KENIKMATAN-NYA WAJIB DIRAHASIAKAN ::


Abu Usaamah Sufyan Bin Ranan




Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda:
“Rasa malu itu semuanya baik.” [HR Bukhari]

Saudaraku…

Pernahkah anda mendengarkan ceritaa orang lain atau anda yang bercerita tentang sebuah kenikmatan dalam hal hubungan ranjang..?
Jika anda mendengarkan cerita apalagi menceritakan diri anda di hadapan orang lain saat di ranjang bersama sang kekasih, maka mulai saat ini hendaknya anda tutup mulut dan tutup telinga karena hal itu tidak dibenarkan oleh Islam bahkan Nabi shalallahu alaihi wa sallam mengatakan laksana setan lelaki yang berjumpa dengan setan wanita di jalan, lalu menggaulinya dalam keadaan manusia melihatnya.

Saudaraku..
Lagi pula untuk apa sekiranya kita menceritakan urusan ranjang kepada orang lain…?

Wallahi tidak ada keuntungan sepeserpun –sekirannya dapat di rupiahkan-, malah merugikan anda sehingga Nabi kita shalallahu alaihi wa sallam mengatakan hal demikian laksana syaithan lelaki dan syaithan wanita bertemu di jalan lalu dia berhubungan intim deengan keadaan manusia melihatnya. Waiyyadzubillah.

Dan pahami lah wahai saudaraku se iman bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Sesungguhnya di antara manusia yang paling Jelek kedudukannya di sisi Allah Ta’ala pada hari Kiamat kelak adalah laki-laki yang menyetubuhi istrinya dan istrinya memberikan kepuasan kepadanya, kemudian menyebarkan rahasia istrinya.”

Ulama Syafi’iyyah al Imam An-Nawawi rahimahullah dalam syarahnya mengatakan:

“hadits ini terdapat pengharaman bagi seorang suami untuk menyebarkan apapun yang terjadi selama berhubungan seksual dengan istrinya apalagi menceritakannya secara detail, demikian juga segala sesuatu ekspresi yang muncul dari istrinya, baik yang berupa ucapan, aktifitas maupun yang sejenisnya.”

Saudaraku..
Kenikmatan Ranjangmu Hanya untuk kekasihmu Bukan untuk orang lain.

SIKAP SALAFI MEMBINGUNGKAN..?






:: SIKAP SALAFI MEMBINGUNGKAN..? ::


Abu Usaamah Sufyan Bin Ranan



Melempar Syubhat berharap Amnesti, sebuah istilah yang cocok untuk para redaksi situs VOA – ISLAM syubhatnya adalah Salafi membingungkan lantaran ada suatu pergeseran pola pikir menyikapi pemilu tahun ini adapun meminta Amnestinya adalah dengan berharap dengan penuh segala harap mencabut tuduhan ‘Khawarij’ yang di alamatkan kepada mereka seolah memanfaatkan moment ini.

sedangkan pembolehan partisipasi pemilu sudah lama para ulama berfatwa bolehnya nyoblos dalam saat darurat bukan melazimkan sistem bobrok democrazy nya, kaidah darurat dalam memilih keburukan yang lebih ringan sudah dtidak asing lagi bagi kami akan tetapi situasi dan kondisi lebih tepat pada tahun ini diterapkan dimana ‘wong cilik’ sekelompok minoritas Kristen, syi’ah dan sejenisnya sangat memanfaatkan momentum ini dan capres yang diusung partai NAI’ONALIS tentu dikenal toprecordnya yang tak memihak pada kepentingan kaum muslimin.

saya hanya berhuznudzan kepada VOA ISLAM dan orang yang sepaham dengan nya mungkin saking bencinya mereka terhadap para ulama salafiyyin membuat mereka jarang membaca kitab fatwa apalagi mendengarnya sehingga mereka galau, heran, dan bingung sendiri.

Dengan Menukil berita dari Gema Islam, situs Voa- Islam menambah sedikit bahasan dengan kalimat bold

“SIKAP SALAFI YANG MEMBINGUNGKAN…?”

Kenapa anda mesti bingung..?

Kenapa anda heran..?

Ataukah anda memang jarang membaca dan mendengar fatwa para ulama salafiyyin berkaitan hal ini karena saking alerginya anda mengambil ilmu dari para ulama salafiyyin, sehingga anda merasa bingung serta heran dengan keheranan yang sangat dalam, seolah anda baru mengetahui perihal ini hanya dari lisan seorang ustadz sedangkan ulama salafiyyin sudah lebih dulu berkata dan berfatwa, akan tetapi anda tidak menyimak..? Seolah ini menjadi suatu hal yang baru yang dilakukan Salafiyyin sehingga mereka bingung dan heran.

Setelah itu mereka membuat harapan yakni menginginkan amnesty mencabut tuduhan khawarij bagi mereka dengan kepahaman takfir yang nyata, dengan memanfaatkan sikap yang mereka anggap lagi ‘labil’ kondisi salafiyyin saat ini, padahal bukanlah suatu sikap yang ‘labil’ kami menyikapi pemilu untuk nyoblos berasaskan fatwa ulama dan kaidah , berasaskan ilmu bukan kepentingan kaum politik’us, berasaskan keinginan akan keamanan suatu negeri sehingga kita nyaman beribadah ditengah ancaman dan misi capres ‘wong cilik, yang tentu kita tau bersama bahwa mereka sangat tidak pro terhadap kaum muslimin, tentu kita berharap kemashlahatan, maka ini pandangan kami semata hanya untuk kemashalahatan kaum muslimin bukan suatu kepentingan politik’us.

Maka janganlah anda menghubungkan kami kepada bagian suatu partai yang anda sebut sebagai partai PKS, salafiyyin murni berpandangan politik berdasarkan kaidah tanpa melazimkan sistemnya sedangkan partai politik tentu berdasarkan perebutan kekuasaan sangat berbeda jauh, laksana langit dan bumi, timur dan barat, antara salafiyyin dan partai politik.

Maka hendaknya kita menyadari berpartisipasi nya kami untuk pilpress bukan kepentingan atau sangkut pautan dengan partai politik tertentu melainkan hanya untuk memperkecil maharat mencapai kemashlahatan kaum muslimin. Wallahul musta’an

Selasa, 20 Mei 2014

MASA ISLAM VS 'NACI'ONALIS'








:: MASA ISLAM VS 'NACI'ONALIS' ::


Abu Usaamah Sufyan Bin Ranan


Telah jelas...
Telah Nampak...
Masa Islam VS 'NACI'ONALIS', saya tidak mengatakan UMAT ISLAM melainkan MASA ISLAM, karena berbicara UMAT ISLAM tentu berbicara cita-cita kita sebagai umat islam yakni Syari'at Islam, Adapun Masa Islam adalah suatu istilah yang saya maksudkan untuk Memilih penguasa yang keburukan nya lebih ringan dengan hadapan realita di indonesia memaksakan kita untuk memilih pemimpin dalam naungan 'Democrazy'.

MASA ISLAM VS 'NACI'ONALIS

2 Poros...
telah tampak di depan kita.
Menurut anda manakah yang harus kita dukung diantara 2 poros tersebut..?

tentu MASA ISLAM dengan segala kekurangan yang dimilikinya lebih baik dari sekumpulan 'NACI'ONALIS' yang memperjuangkan 'wong cilik' untuk segala minoritas di negeri ini berorientasi membela hak mereka dan tak berperan kepada kaum muslimin.


Saya tidak perlu menyebut nama capres yang diusung mayoritas MASA ISLAM, tentu anda telah mengetahuinya.... karena hanya ada 2 pilihan, hal ini sesuai dari kaidah "sekirannya ada 2 keburukan yang akan memimpin negeri dalam pemilu, maka pilih keburukan nya yang lebih ringan".

Artinya ini adalah situasi yang genting, dan anda yang ketika pileg lalu golput lantaran tidak tahu siapa yang keburukan nya lebih ringan lantaran caleg nya banyak sekali, maka untuk saat ini dalam pemilihan presiden tentu dengan mata kepala kita bisa melihat mana yang buruk dan mana yang sedikit keburukannya, hal ini menjadikan kita untuk berpartisipasi dalam pilpress ketika sudah dihadapkan 2 calon yang dikenal buruk namun memilih keburukan lebih ringan diantara keduannya.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh al Ustadz Muhammad Arifin Badri -semoga Allah menjaga beliau dimana Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bergembira dengan kemenangan bangsa romawi ahli kitab [agama samawi] melawan majusi [non agama samawi].


dijelaskan pula dalam Syarah Sunan Tirmidzi dalam kasetnya Syaikh Abdurrazaq al Abbad mengatakan


"Telah maklum, bahwa Allah menyebutkan dalam kitab yang mulia Alquran; kegembiraan Kaum Muslimin karena kemenangan ROMAWI ahli kitab atas PERSIA majusi, padahal dua-duanya KAFIR, tapi mengapa Kaum Muslimin bergembira dengan menangnya Romawi atas Persia? Karena Persia adalah kaum majusi dan kekufuran mereka itu parah dan dahsyat".



Saudaraku...

Kaum Muslimin di negeri kita 80%, dan antum tentunya para aktivis dakwah tentu tidak ingin negeri ini dikuasai oleh orang-orang tak bertanggung jawab, dikuasai oleh orang yang dikenal top record pribadi dan partainya yang sangat tidak condong kepada kaum muslimin, menjual aset negara, dan ancaman dengan adanya presiden 'boneka' alias kebijakan bayangan.


anda yang dahulu menggunakan kaidah 'sekiranya ada 2 calon penguasa di negeri demokrasi yang mana yang satu dikenal dengan keburukannya yang sama sekali tidak ditolelir dan yang satu lagi keburukannya sedikit ringan maka wajib bagi kita memilih keburukannya yang ringan". Maka gunakan dan laksanakan apa yang antum ucapkan karena saat ini sudah saatnya antum amalkan dan memilih keburukan yang lebih ringan.


Kaidah mengatakan "sekirannya ada dua keburukan atau lebih bertemu, denag adanya suatu hal dan kondisi, sementara keburukan itu tidak bisa dijauhi semuanya dengan memastikan kita hidup disuatu realita demikian, akan tetapi kita harus dan mesti melakukan salah satunya. Lalu mana yang kita lakukan ? Yang harus kita lakukan adalah yang paling ringan dampak buruknya."

Begitupun 'NACI'ONALIS' berkumpul dengan kekompakannya, disana terdapat orang-orang yang sama sekali kurang memperjuangkan aspirasi kaum muslimin.

sedangkan ada MASA ISLAM yang mayoritas diusung oleh partai islam -dengan segala keburukan dan kekurangan yang mereka miliki- mendukung calon presiden tertentu, maka kita Pilih yang keburukannya lebih ringan yakni MASA ISLAM.

Saudaraku Anda pemilih Cerdas, terapkan kaidah yang dahulu anda ucapkan
"2 keburukan yang harus dipilih menimbang yang ringan buruknya diantara keduanya."

Selamat memilih::

Senin, 19 Mei 2014

:: ANDA PEMILIH CERDAS..? ::

:: ANDA PEMILIH CERDAS..? ::

Ada sesosok Capres ia rela berkorban jiwa dan raga untuk 'membela' dirinya dalam selimut kedustaan.

'dusta, dusta, dan dusta...
Tentu kami tidak mau terbawa arus media terhadap isu yang membicarakan dirinya, entah itu 'HAJI' nya diragukan, Nenek moyangnya 'cina;, dan sejenisnya.

cukuplah wasiat Nabi kita shalallahu alaihi wa sallam : "“Cukuplah seseorang dianggap pendusta jika ia selalu membicarakan segala sesuatu yang ia {BARU} dengar”(HR. Muslim )

maka dari itu kita sebagai umat islam harus menampilkan dzahirnya saja, yakni dia dikenal senantiasa mengingkari janji jabatan dengan sumpah, serta berkhianat kepada rakyatnya dan mewarisi keburukan kepada kaum muslimin.

Asal usul kepribadiannya juga memang tak jelas, begitupun top recordnya penuh dengan sensasi televisioner.

Nabi shalalallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

“Seseorang yang senantiasa dan terbiasa dengan dusta akan dicatat di sisi Allah ta’ala sebagai pendusta.” (HR. Bukhari]

Saudaraku...
Anda pemilih cerdas..?
pilihlah pemimpin yang visioner bukan televisioner.

Saudaraku...
Anda pemilih cerdas..?
pilihlah pemimpin yang bebas tanpa tekanan dan berkepribadian tegas bukan mencla mencle terlebih ada kebijakan bayangan.

saudaraku...
Anda pemilih Cerdas..?
Pilihlah pemimpin yang condong kepada umat islam bukan atas nama lantaran memperjuangkan 'wong cilik' yang membela minoritas keburukan.

Saudaraku...
Pemilih cerdas bukan untuk Golput.

KASIH ANAK SEPANJANG GALA… KASIH ORANG TUA SEPANJANG JALAN











:: KASIH ANAK SEPANJANG GALA… KASIH ORANG TUA SEPANJANG JALAN… ::

Abu Usaamah Sufyan Bin Ranan


Saudaraku…
Kita ada di kolong langit ini disebabkan oleh orang tua kita..
Kita besar dan dewasa di muka bumi ini ‘bi’idznillah’ melalui upaya letih dari keringat orang tua kita…

Namun seberapa besarpun balasan kita untuk sang ibunda dan ayah tak akan bisa membalas sedikitpun dari keletihan mereka, terlebih lagi sekiranya ada sesosok anak yang ia di didik dan dibesarkan oleh kasih sayang orang tuanya akan tetapi ia menaruh, menitipkan, orang tua nya di titipkan dip anti jompo waiyyadzubillah.

KASIH ANAK SEPANJANG GALA.. KASIH ORANG TUA SEPANJANG JALAN

Sebuah pribahasa yang sangat menarik, betapa tidak orang tua kita mengasihi kita diwaktu kecil hingga dewasa tak terbatas dan tak berujung sehingga orang tua kita berprinsip “tidak ada istilah bekas anak saya, melainkan anak saya adalah darah saya yang senantiasa mengalir”. Namun sangat disayangkan diantara kita yakni sebagai anak sesekali menjadi modus dengan menelantarkan orang tuanya ketika ia sukses seolah mengatakan “ini bekas orang tua-ku dulu” waiyyadzubillah

Saudaraku…

Pernahkah anda memori anda dahulu ketika di timang semasa kecil…?

Ingatlah betapa besar kasih sayang kedua orang tua kita kepada kita sebagai anak.

Ingatlah betapa besar kasih sayang mereka tentang kondisi kita, sehatnya kita terlebih ketika kita sakit orang tua kita sangat cemas, yang jadi pertanyaan cemaskah kita sekirannya orang tua kita sakit..?

cemaskah kita sekiranya orang tua kita dalam keadaan susah..?

Ataukah anda acuh terhadap keadaan orang tua bahkan menganggap sebagai beban hidup dikala senja usia ibu dan ayah kita…?

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
, “Dan sembahlah Allah dan janganlah menyekutukan-Nya dgn sesuatu, berbuat baiklah kepada kedua ibu serta bapak, kepada kaum kerabat, kepada anak-anak yatim, kepada orang-orang miskin, kepada tetangga yang dekat, tetangga yang jauh teman sejawat, ibnu sabil & hamba sahaya, sesungguhnya Allah tak menyukai orang-orang yang sombong & membanggakan dirinya.” (An Nisaa’: 36)

Saudaraku…
berbuat baik kepada kedua orang tua seperti yang tercantum pada ayat di atas menunjukkan bahwa berbakti kepada kedua orang tua menduduki nomor kedua setelah mentauhidkan (mengesakan) Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kalau sekiranya anda dahulu sebelum ngaji sunnah sayang kepada orang tua anda, maka sekarang anda telah mengaji sunnah maka lebih sayang lagi cinta anda kepada sang ibu dan ayah, manfaatkan mereka ketika masih hidup untuk mendulang pahala dengan bakti kita pada mereka.

Kalau sekiranya orang tua membutuhkan bantuan kita missal meminta sedikit harta dari kita, maka berikan lah uang kepadanya, sekiranya anda mempunyai harta lebih berikanlah harta kepada orang tua kita melebihi uang yang telah kita berikan ke istri.

Saudaraku…
Kasihilah ibunda dan ayah anda dengan baik, layanilah mereka dengan baik dan kami tidak mengatakan pelayanan kepada orang tua itu adalah dip anti jompo, kkami pun tidak mengatakan bahwa melayani orang tua hanya cukup diasuh oleh pembantu rumah kita, ketahuilah saudaraku.. pelayanan kepada orang tua adalah pelayanan dengan tangan anda langsung bukan perantara orang lain sebagaimana orang tua kita memandikan kita saat masih kecil, membersihkan kotoran kita, memberikan kebahagiaan dengan hiburan sehingga kita senang dimasa kecil maka perlakukanlah orang tua kita sebagaimana orang tua kita menyayangi kita di masa kecil.

Dan sebanyak apapun bantuan harta kepada orang tua kita…
Sebanyak apapun keringat yang keluar dari tubuh kita untuk melayani sang bunda dan ayah…
Seikitpun tak akan bisa membalas jasa-jasa mereka.
baarakallahufik

Jumat, 16 Mei 2014

BUMI ALLAH SANGAT LUAS, MASIHKAH ANDA PESIMIS..?







: BUMI ALLAH SANGAT LUAS, MASIHKAH ANDA PESIMIS..? ::

Abu Usaamah Sufyan Bin Ranan


Saudaraku…
Pengangguran kian merajalela, di tahun 2013 badan pusat statistic memperkirakan angka pengangguran mencapai 7,39 juta orang dari total angkatan bekerja 118,19 juta orang. Dan angka ini mengalami sebuah peningkatan.

Siapa yang salah..?

Pemerintahkah..?

atau para penduduknya yang betah nganggur …?

Apakah lapangan pekerjaan itu sempit, di bumi persada Indonesia yang begitu luas..?

Ataukah memang tipikal penduduk kita yang suka nya memilih-milih pekerjaan, bahwa “pekerjaan ku harus jadi ‘karyawan’, harus kerja di pabrik yang besar, jika tak dapat lebih baik aku nganggur aja”.

Saudaraku…
Ada sebuah prinsip yang ana ambil faidah dari al Ustadz Zaenal Abidin –semoga Allah menjaga beliau- “senantiasa tetap bekerja meskipun bukan pekerja tetap” artinya “senantiasa kita bekerja meskipun kita bukan pekerja tetap [karyawan tetap, pegawai ber-SK]” dan sejenisnya.

Kuncinya adalah “GIAT…!! BEKERJA.. DAN BEKERJA… Apapun itu yang penting halal dan baik insya Allah berkah..!! Karena BUMI ALLAH ITU LUAS…..

Allah ta’ala berfirman :
“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan meratapi/menganiaya diri sendiri, malaikat bertanya (kepada mereka): ‘Dalam keadaan bagaimana kamu ini?’ Mereka menjawab: ‘Kami orang-orang yang tertindas di negeri (Makkah).’

Para malaikat berkata: ‘BUKANKAH BUMI ALLAH ITU LUAS, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?’ Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. Kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita ataupun anak-anak yang tidak ada upaya serta tidak mengetahui jalan (untuk hijrah). Mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya. Dan adalah Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. [QS An Nisa : 97]

Ayat diatas berkaitan dengan wajibnya hijrah dari negeri kafir ke negeri kaum muslimin sebagaimana Asy-Syaikh Al-’Utsaimin rahimahullahu menerangkan: “Sesungguhnya menetap di negeri kafir bahayanya amatlah besar terhadap agama seseorang. Membahayakan akhlak, prilaku, dan adabnya.

Kami dan selain kami telah melihat penyimpangan orang-orang yang tinggal di negeri kafir. Mereka pulang (dengan keyakinan) yang lain ketika berangkat, pulang dalam keadaan sebagai orang fasik. Sebagian mereka pulang dalam keadaan murtad dari agamanya....” (Syarh Al-Ushul Ats-Tsalatsah)

Hikmah bagi kita dalam hal ini adalah meyakini Bahwa BUMI ALLAH ITU LUAS, kalau sekiranya Allah mememrintahkan hijrah dari negeri kafir ke negeri muslim dengan kata lain tentu memepengaruhi aspek seluruhnya termasuk dalam hal pekerjaan, maka yakinilah bahawa “BUMI ALLAH ITU MEMANG LUAS”.

Saudaraku…
Kunci Sukses dalam mencari suatu pekerjaan adalah tawakal kepada Allah, konsekwensi tawakal adalah meyakini segala sesuatu dilangit dan di bumi Itu sudah Allah atur, mencakup makan anda, mencakup minum anda dan seluruhnya.

Allah ta’ala berfirman :
"Barang siapa bertawakal kepada Allah (dengan meyakini nya), niscaya Allah mencukupkan (kebutuhannya)." (QS. At-Thalaq: 3)
Janganlah kita kalah dengan burung-burung yang senantiasa bertawakal kepada Allah, pagi ia tak tau mau makan apa namun ketika sore dating perutnya sudah kenyang dengan Anugerah dan nikmat yang Allah berikan kepadannya.

Allah ta’ala berfirman :
"Seandainya kamu bertawakal kepada Allah (dengan meyakininya) dengan sebenar-benar tawakal, niscaya kamu diberi rezeki seperti burung diberi rezeki, ia pagi hari dalam keadaan lapar [tak tahu mau makan apa] namun pada sore hari ia telah kenyang." (HR. Ahmad ]

Saudaraku…

"SENANTIASA BEKERJA TETAP MESKIPUN ANDA BUKAN PEKERJA TETAP"

BEKERJALAH…
JANGAN MALAS…
APAPUN PEKERJAANNYA ASALKAN HALAL DAN BAIK INSYA ALLAH BERKAH.

Baarakallahufik

ALLAH : “AKU SAKIT…. KENAPA KALIAN TIDAK MENJENGUKU..!!"






:: ALLAH : “AKU SAKIT…. KENAPA KALIAN TIDAK MENJENGUKU..!! ::




Abu Usaamah Sufyan Bin Ranan




Saudaraku…

Allah Rabunna kita Sakit..?

Mungkinkah atau Suatu yang Mustahil..?

Tentu bagi kita yang memiliki kepahaman yang lurus, sangat mustahil Allah itu sakit….

Karena Sakit itu adalah bentuk pelemahan dan merupakan sifat makhluk, sedangkan Allah berbeda dengan makhluknya ini yang waib kita yakini,

Allah ta’ala berfirman dalam surat asy syura : 11
“Tiada sesuatupun yang sebanding dengan Nya, dan Dialah /Allah/ Yang Maha Mendengar, lagi Maha Melihat.”

Namun percayakah anda, perkataan “AKU SAKIT..” adalah perkataan yang bersumber dari Allah ta’ala…

Dimana Allah ta’ala menanyakan kepada diri –diri kita /bani adam/
Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla berkata pada hari kiamat, "Wahai anak Adam! Aku sakit, kenapa engkau tak menjengukKu?"

Anak Adam bertanya, "Bagaimana mungkin aku menjengukMu sedangkan Engkau adalah Rabb semesta Alam.. ?"

Allah menegaskan, "Tidakkah engkau mengetahui bahwa hambaKu si fulan sedang sakit namun engkau tidak menjenguknya. Seandainya engkau menjenguknya niscaya engkau akan mendapatkan Aku padanya…" (Diriwayatkan oleh Imam Muslim).

Saudaraku…
Hadits qudsi diatas menjadi sebuah renungan bagi kita, ternyata bukanlah Allah yang Sakit melainkan hamba Allah yang sakit akan tetapi kita lalai memenuhi hak sesama muslim, kita lebih acuh mendengar khabar seseorang yang sakit untuk dihiraukan.

siapkah kita ditanya oleh Allah dengan pertanyaan diatas dengan segala kelalaian kita..?

Allah menaruhkan kiasan Dirinya lah yang “SAKIT”, dengan pertanyaan yang khusus kepada anak – anak adam, kepada kita semua… ini menandakan betapa pentingnya memenuhi hak sesama muslim.

Oleh karena itu mulai saat ini jangan jadikan khabar teman kita, kerabat kita yang sakit sebagai angin lalu, sebagai sekedar tahu meskipun kita mendo’akannya namun itu belumlah utama, dimana yang utama adalah kunjungi ia…

Jenguklah saudara-saudara kita yang sakit sekiranya anda mendapatkan sebuah khabar tentang dirinya yang terbaring lemah.

Ketahuilah saudaraku…
Sekiranya Kita menjenguk seseorang yang sakit, Allah tidak akan mensia-siakan diri kita ketahuilah betapa banyak manfaat dan limpahan pahala dikala kita dapat untuk sempat berkunjung untuk melihat orang yang sakit,

1. Taman berupa kebun surga menjanjikan untuk anda

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :
Siapa saja yang menjenguk orang sakit akan senantiasa berada di taman surga sampai ia kembali. (HR. Muslim)

2. Anda berada dalam Naungan Rahmat Allah.

Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda :
Siapa yang menjenguk orang sakit, ia akan berada di naungan rahmat (Allah), sehingga apabila duduk, ia akan berada di dalam rahmat tersebut. HR. al-Bukhari

3. Penyebab masuk surga

Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda :
Siapa yang menjenguk orang sakit kepada saudaranya karena Allah, akan ada penyeru yang berseru, “Alangkah baiknya dirimu, alangkah baiknya langkahmu, engkau telah menempati tempat tinggal di surga”. HR. at-Tirmidzi

4. Do’a tujuh puluh ribu Malaikat

Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda :
“Barang siapa yang mendatangi saudaranya sesama muslim (yang sakit) untuk menjenguknya, ia berjalan di atas taman surga hingga ia duduk. Apabila ia duduk, naungan rahmat (Allah) akan menyelimutinya. Bila waktu itu pagi hari, tujuh puluh ribu malaikat akan bersalawat kepadanya hingga sore hari, dan bila ia melakukannya di sore hari, tujuh puluh ribu malaikat tersebut akan bersalawat kepadanya hingga pagi hari. "
HR. Ahmad

Saudaraku…
Bagaimana..?
Mulai saat ini bersifatlah peka terhadap saudara-saudara kita yang sakit dengan mengunjungi mereka, mendo’akan mereka, dan insya Allah balasan Allah itu amatlah nikmat, pahalanya begitu besar.
Mulailah dari saat ini.

Semoga Allah memudahkan kita dalam beramal shalih.

Kamis, 15 Mei 2014

WASPADA..!! PRESIDEN BONEKA







:: WASPADA..!! PRESIDEN BONEKA ::

Abu Usaamah Sufyan Bin Ranan


Saudaraku...
Demokrasi adalah sistem yang buruk, saking buruknya siapapun bisa jadi pemimpin, siapapun ia.. terlepas dia ahli ilmu atau bukan seluruhnya mempunyai hak untuk menjadi presiden.

sehingga tak ayal... sekirannya ada sesosok presiden yang kehadirannya hanyalah sebatas 'petugas partai' artinya ia distir oleh pelaku kepentingan yang jasadnya adalah dirinya sebagai presiden namun ruhnya adalah orang lain, ambisi serta kepentingan pihak tertentu, sperti inikah calon pemimpin kita..?
Pro wong cilik atau pro partai serta kepentingan tertentu..?

anda sebagai pemilih cerdas... harus bisa menjawabnya dengan kecerdasan yang anda miliki..!!

saudaraku...
Tunaikan hak pilih anda 9 juli nanti, kita tidak membenarkan suatu sistem yang bobrok diluar islam, namun anda harus hidup pada realita dengan realita yang dihadapkan kepada anda suatu kondisi yang mana berbagai kepentingan ingin menguasai negeri yang sangat aman ini, bukankah anda mengimpikan negeri yang aman...?

Pemimpin yang kita pilih nantinya adalah pemimpin yang kecil madharatnya, tidak mengesampingkan kaum muslimin secara umum, membela hak kaum muslimin, terlepas dari plus minus sosok capres tersebut namun hendaknya kita mampu untuk berusaha, usaha demi kemashlahatan negeri kaum muslimin.

maka dari itu :

1. Niatkan dengan niat yang lurus

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :

"Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) sesuai dengan niatnya. "

Dasar kita yang utama adalah ijtihad para ulama, dan kita sebagai kaum muslimin tinggal melaksanakan dari fatwa tersebut dengan pelaksanaan dengan niat yang lurus, bukan dalam rangka memanfaatkan fatwa untuk kepentingan politik pribadi, bukan juga dalam rangka bermudah-mudahan dalam bersikap, niat kita hanya satu untuk kemshlahatan kaum muslimin yang mana mayoritaas negeri ini adalah penduduk muslim, dan kaum muslimin sangat cinta kedamaian dan rasa aman untuk menjalankan syi'ar umat islam di negeri ini. maka niatkan diri anda dengan niat yang lurus.

2. Pilihlah capres yang condong kepada umat islam dan dikenal dengan konsistennya bukan boneka apalagi pro kemaksiatan, aliran sesat.

3. Usaha anda tak akan sia-sia dan insya Allah sekirannya negeri ini masih dipimpin oleh penguasa yang sedikit mafsadatnya dengan niat yang lurus semoga Allah membalas usaha kita dengan balasan kebaikan.
wallahul musta'an

Pentingnya Mengarahkan Muslimin Dalam Pemilu







#Pentingnya Mengarahkan Muslimin Dalam Pemilu#

Yusuf Utsman Baisa, Lc


Suasana yang begitu hangat menjelang Pemilu mempengaruhi semangat orang untuk membicarakan tentang memilih siapa?, apa pertimbangannya?, apa positifnya fulan?, dan apa negatifnya?. Keadaan inilah yang kemudian membuat “publik figur” yang ada didalam sebuah komunitas, baik lingkup kecil maupun lingkup besar menjadi sangat didengar kata-katanya, diperhatikan sikapnya dan ditunggu kesimpulannya.

Cinta, benci, harapan, putus asa, kedekatan, simpati, antipati, empati dan ambisi merupakan sikap-sikap jiwa yang sangat berpengaruh terhadap kecenderungan seseorang dalam memilih dan menolak untuk menggunakan hak pilihnya.

ada kenyataannya memilih dan tidak memilih bagi orang yang memilki hak suara sama-sama berpengaruh, karena suara itu tetap dihitung sebagai suara kosong dan hitungannya bisa mempengaruhi timbangan dalam proses pemilu itu.

Bisa jadi suara golput itu lebih kuat pengaruhnya daripada suara yang dimiliki oleh sebuah partai gurem, keduanya sama-sama tidak berhak masuk ke Gedung Dewan, namun akumulasi suara golput justru lebih berpengaruh dalam menyebabkan kalahnya partai yang satu visi dan misi dengan suara para pemilih golput itu.

Jika kita analisa, kita dapati bahwa jumlah Muslimin di negeri ini tidak kurang dari dua ratus juta orang, orang dewasa mereka lebih dari setengahnya, jumlah pemilih dalam pemilu kemarin 186.569.233 dan suara yang sah 124.972.491. Artinya suara golput persisnya adalah 61.596.742.

Perlu diperhatikan bahwa dari angka itu tidak kurang dari lima puluh jutanya adalah suara Muslimin yang golput, betapa besarnya jumlah ini!... Dan betapa senangnya orang-orang yang benci kepada Islam dan Muslimin melihat rendahnya kesadaran Muslimin untuk menggunakan suara mereka yang begitu besar!.

Sementara kita melihat dan menyaksikan bahwa umumnya para pemilih adalah orang “awam” yang mudah dipengaruhi oleh orang lain, terutama oleh “publik figur”. Alangkah salahnya seorang “publik figur Muslim” yang tidak mau menggunakan kekuatan pengaruhnya dalam mengarahkan orang-orang yang menghormatinya, mendengar pendapatnya dan mengikuti pilihannya untuk mengambil sikap dan memilih calon yang paling besar manfaatnya dan yang paling ringan akibat buruknya.

Perhatian dan usaha kita dalam hal ini bukan karena kita membenarkan dan menerima “Demokrasi” atau menyetujuinya, tapi semata-mata karena keberadaan kita ditengah sebuah masyarakat dengan situasi dan kondisi mereka yang sulit untuk dihindari, sementara kita tertuntut untuk membela kepentingan Islam dan Muslimin yang pada saat ini terus menerus berhadapan dengan ujian dan fitnah yang sangat berat bagi setiap manusia secara umum, terutama bagi seorang muslim yang ilmunya minim dan aqidahnya lemah.

Ujian dan fitnah itu sangatlah beraneka-ragam, dari mulai rongrongan aliran sesat yang berbahaya terhadap aqidah muslimin, kemudian berbagai macam maksiat yang menggoncang akhlaq mereka, berikutnya berbagai model dan gaya hidup kebarat-baratan yang melupakan akhirat dan menggelincirkan mereka kepada ambisi dunia serta ujian dan fitnah yang ditimbulkan oleh “globalisasi” dengan segala perangkatnya yang sangat berbahaya terhadap moral dan mental “remaja dan pemuda muslim” yang akan menjadi pemegang estafeta kepemimpinan di masa yang akan datang.

Sementara keadaan “Remaja dan Pemuda Muslim” di zaman ini sangatlah mengenaskan, komunitas yang mereka hidup didalamnya tidak mendukung mereka untuk menjadi manusia muslim yang sholih, fasilitas hidup mereka justru semakin mengarahkan mereka menjauh dari ajaran Islam yang benar dan yang lebih memperparah persoalan ini adalah renggangnya hubungan antara generasi muda dengan generasi tua, karena telah terjadi perbedaan yang nyata diantara dua generasi ini dalam hal kebiasaan, selera, model pergaulan dan cara dalam menilai kebaikan, kebenaran dan manfaat akibat pengaruh “konsep kebebasan tanpa batas” yang telah mereka serap dari budaya barat.

Kepentingan kita pada saat ini adalah: “Bagaimana caranya agar kita bisa melindungi Muslimin dari keburukan-keburukan yang terus mengancam sendi-sendi ajaran Islam, sehingga mereka bisa selamat di dunia dan akhirat”.

Tugas ini sudah tentu adalah “Kewajiban Pemerintah”, karena mereka adalah para pemimpin yang memikul “Amanah Alloh” terhadap rakyatnya.

Persoalannya sekarang adalah: bagaimana kita bisa mendapatkan Pemerintah yang sholih yang menyadari amanah itu? atau paling tidak ditahapan awal ini adalah: bagaimana kita bisa mendapatkan Pemerintah yang bersimpati dan berempati kepada keadaan dan kepentingan Muslimin?, sehingga mereka mau membuka jalan bagi Muslimin untuk menyiapkan diri dengan menyediakan situasi dan kondisi yang kondusif, undang-undang dan peraturan yang mendukung, serta perlindungan yang kokoh.

Pemilihan Presiden dan Wakilnya adalah kesempatan yang telah terbuka bagi kita untuk dimanfaatkan, sehingga kita bisa mendapatkan Pemerintah yang mau berpihak kepada keadaan dan kepentingan Muslimin.

Semestinya kita bisa kalau kita mau untuk mengarahkan suara kaum Muslimin kepada Pemimpin yang lebih layak dan lebih memungkinkan untuk meloloskan visi dan misi kita yang mulia ini. (bms)

SEDARURAT APAKAH NEGERI KITA..?







:: SEDARURAT APAKAH NEGERI KITA..? ::

Abu Usaamah Sufyan Bin Ranan



Nyoblos..?
Apakah sudah saatnya kita Nyoblos..?
Segenting atau sedarurat apakah negeri kita, sehingga nyoblos menjadi prioritas..?
Bukankah ‘katanya’ standar darurat itu karena dipaksa..?
Apakah dipaksa menjadi suatu kaidah baku..?


Saudaraku…
Hendaknya kita bisa membuka ruang perihal perbedaan ini, jangan menjadikan suatu yang hakikatnya lapang menjadi sempit sehingga memaksakan suatu dalil yang tidak semestinya menjadi mesti al hasil muncul sifat ghuluw hingga menjatuhkan vonis kufur terhadap perkara ini, ini yang sangat disayangkan…!!


Saudaraku…
Ketahuilah nyoblos dalam pemilu bukan berarti melegalkan sistemnya sebagaimana dikatakan oleh syaikh al Bani rahimahullah, hal seperti ini yang harus kita robah dalam pola pikir kita, bahwa “berpartisipasi nyoblos bukan berarti melegalkan sistemnya”.


Maka yang dilihat adalah hanya untuk mashlahat atau mafsadat ini semata yang menjadi suatu pertimbangan, mencari mashlahat atau mengurangi mafsadat yang ada, yang jadi pertanyaan:

“apakah mashlahat dan mafsadat mengharuskan adanya keterpaksaan atau darurat..?”

Saya ulangi secara berkali-kali “sistem demokrasi adalah suatu kebobrokan, sistem yang diluar islam maka hakikatnya adalah haram”, ini yang kita sepakati..!!”

Maka berbicara mashlahat dan mafsadat apa mesti dengan keadaan darurat atau keterpaksaan..?

Perlu kita ketahui bahwa darurat atau keterpaksaan tidak harus dihadapkan pada suatu kondisi yang membinasakan/menimbulkan kematian jiwa, missal terpaksa mengucapkan kalimat kufur namun hatinya masih iman, jika tidak diucapkan membinasakan dirinya, ini asalnya haram namun keterpaksaan menjadikan boleh dilakukan pada kondisi ini, maka ini lah darurat yang dikondisikan kepada kematian / binasa.

Dengan demikian bagaimana dikatakan darurat tidak mesti dalam keadaaan binasa/mengorbankan jiwa..?


Darurat tanpa adanya ancaman jiwa, bisa dibenarkan jika berbicara mafsadat yang timbul di hari esok yang besar dengan berbagai macam effectnya maka hal ini biisa dikatakan suatu yang darurat tanpa dihadapkan suatu ancaman kebinasaan jiwa.


Saudaraku…
Bukankah kita mengidamkan negeri yang aman…?

Bukankah diantara kita menginginkan keamanan di suatu negeri menjadikan kita bisa beraktivitas untuk duniawi maupun ukhrowi merupakan nikmat yang agung dan patut disyukuri..?


Sehingga kita sepakat bahwa Sebuah fitrah manusia bagi seseorang tentu menginginkan kebahagiaan, ketenangan dan keamanan. Sehingga kita dapat beribadah menjaga kkeluarga kita, anak istri kita dari jeratan api neraka, maka bagi anda yang menginginkan pendidikan keluarga, mendidik anak kita untuk beribadah kepada Allah maka lihat pondasinya yakni keamanan,


maka berbeda konteks ketika ada yang mengatakan “ urusi pendidikan keluarga.. jangan pikirkan jauh ke negara”.


Pendidikan keluarga adalah suatu kewajiban, dan negeri kita dalam hal ini, pada kondisi ini di terpa krisis pemimpin yang mana kalau seandainya kita lengah maka pemimpin buruk, akan masuk mengelola negeri ini maka urusan Negara saat ini bersifat kondisional, kalau sekiranya kita ingin continue keberlangsungan keamanan negeri kita maka kondisi saat ini mengharuskan anda memikirkan sesaat calon penguasa yang kecil keburu7kannya, setelah itu tercapai maka pendidikan islami akan menjadi continue, rasa aman senantiasa ada, maka lihatlah konteks ini.


Allah berfirman
” Maka hendaklah mereka menyembah Rabb (ka’bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan “ ( Qs. Al Quraiys : 3,4 )
Berkata As Syaikh ‘Abdurrahman As Sa’di Rahimahullah : ” Maka Allah menjadikan kehidupan yang damai, memberkan rezeki dan keamanan dari rasa takut termasuk kenikmatan duniawi yang paling besar yang mewajibkan untuk bersyukur kepada Allah Ta’ala”

Maka kalau sekiranya suatu penduduk negeri dihadapkan suatu ancaman mafsadat dalam hal krisis pemimpin, lalu pemimpin yang buruk dengan segala kekurangannya datang untuk menjadikan dirinya calon pemimpin negeri ini, dan pemimpin tersebut sebelumnya condong pada anti islam, berdiri pada partai dikenal anti terhadap perjuangan kaum muslimin serta membela komunitas kecil ‘wong cilik’ dari aliran sesat dan agama minoritas, sekiranya calon pemimpin ini menjadi presiden merupakan ancaman bagi kaum muslimin dan dapat dikatakan suatu darurat akan kegentingan yang mengancam kaum muslimin secara umum.

Disisi lain ada calon pemimpin yang lebih rendah keburukannya dibanding top record calon pemimpin yang anti islam, maka kita memilih calon pemimpin yang memang condong kepada kaum muslimin dengan segala kekurangan yang dimiliki dirinya, maka kita berusaha untuk memilihnya demi kemashlahatan kaum muslimin.

Akankah kita takut…? Sedangkan kita masih punya Allah…?
Kita senantiasa berdo’a :
Allahumma laka aslamtu wabika aamantu wa ‘alaika tawakkaltu (….Ya Allah, hanya kepada-Mu aku berserah diri, hanya kepada-Mu aku beriman, hanya kepada-Mu aku bertawakal )
Na’am kita bertawakal kepada Allah dari segala makar yang membahayakan kaum muslimin dengan usaha / berijtihad pada suatu kondisi yang darurat merupakan aspek kita dalam bertawakal kepada Allah guna tercipta suatu kemashlahatan mempertimbangkan pula sebab-akibatnya, maka bertawakal itu harus diaplikasikan setelah berbuat, setelah beramal.

sebagaimana kita dapat melihat seorang yang tersesat dihutan lalu ia kelaparan dan takut membinasakan dirinya maka dengan darurat dibolehkan memakan daging babi umpamanya, sehingga tawakal harus ada usaha, terlebih kondisi darurat kelaparan di tengah hutan khawatir membinasakan diri jika tidak memakan sesuatu maka ia akan mati, maka ia makan yang ada di hutan tersebut sekalipun daging babi.

Apakah Kita belajar dunia perdukunan, memprediksi bakal begini dan begitu..?

Saudaraku…

Sebab-akibat tentu kita pertimbangkan sebagaimana para ulama kita mempertimbangkannya sehingga keluar fatwa bolehnya nyoblos, sangat kerdil dan sempit sekali kalau kita divonis mau belajar dunia perdukunan sehingga seolah para ulama tidak mempunyai pertimbangan dengan segala kedalaman ilmunya,


Saudaraku…
Kita berada disuatu dunia yang nyata… diatas realita…
Capres dengan top record buruk sudah didepan mata…
Capres yang setengah burk pun ada..
Kalau ada capres yang top recordnya baik ada… maka masya Allah.. kita nantikan,
Maka dari itu kita berbicara mafsadat, memperkecil mafsadat dari segala kemafsadatan yang ada, memilih sedikit kebaikan ditengah lingkaran keburukan.
Maka tak patut kita mempertanyakan ‘mencoba meneladani ilmu dukun’.


Oleh karena itu darurat / keterpaksaan tidak selamanya dihadapkan pada kegentingan ancaman jiwa namun bisa pula dikatakan dengan situasi yang timbul dikemudian hari dengan keburukan yang besar oleh karena itu nyoblos ini di analogikan memperkecil mafsadat yang lebih besar untuk memilih pemimpin yang di ijtihadkan mempunyai kebaikan untuk kaum muslimin, dan tentu para ulama dengan kedalaman ilmunya mereka bukan orang-orang yang bodoh, dan kerdil ilmu, oleh karena itu kembali kepada fiqh fatwa ulama bahwa ini adalah suatu perkara yang lapang, perkara yang mestinya diterima dengan kelapangan dada anda bukan dengan kesempitan terlebih memaksakan ayat.


Maka dari itu jangan terlalu tergesa dalam memvonis, seseorang yang membolehkan nyoblos bukan berarti melazimkan sistemnya, apalagi dikait-kaitkan sekiranya direkomenasikan pasangan ini atau pertain alternative divonis IM, Hizby dan selainya maka saya katakan “kita belum dewasa dalam menghadapi realita dan kondisi, sehingga terlalu dini dan memaksakan ucapan-ucapan yang sia-sia dengan tuduhan yang tak ada hak.”
Dengan demikian posisikan pembicaraan pada fiqh fatwa ulama bukan untuk menguatkan..!! sehingga dapat diarahkan pada suatu yang lapang bukan sempitnya pemikiran.

Article's :

QAULAN-SADIDA.BLOGSPOT.COM

SEKOLAH YUUK..!!