Rabu, 18 Desember 2013
UCAPAN 'SAYA SALAFY' ANTARA PENGAMALAN ATAU SEKEDAR PANGAKUAN...?
# UCAPAN 'SAYA SALAFY' ANTARA PENGAMALAN ATAU SEKEDAR PANGAKUAN...? #
Abu Usaamah Sufyan Bin Ranan
Saudaraku...
Penisbatan diri terhadap manhaj salaf bukanlah suatu yang Aib,
Pengakuan atas diri bahwa 'saya adalah salafy' adalah sebuah kemuliaan,
Sebagaimana Syaikh al-Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan
“Bukanlah suatu aib bagi orang yang menisbatkan kepada manhaj salaf dan merasa mulia dengannya. Bahkan pernyataannya itu wajib diterima, dikarenakan madzhab salaf itu tidak lain merupakan kebenaran itu sendiri.”
akan tetapi akankah pengakuan hanyalah sekedar pengakuan..?
akankah penisbatan hanyalah sekedar penisbatan..?
kalau demikian, buat apa kita mengaku diri dengan berkata "saya salafy" ..?
Untuk apa kita berkata "saya salafy" kalau sekiranya shalat malam anda terlampau jauh dari tangisan serta rintihan air mata tahajud orang awam..!!
Untuk apa kita berkata "saya salafy" kalau sekiranya rawatib anda masih kalah dengan jama'ah yang anda cap sebagai orang awam,..!?!
dan untuk apa anda berkata "saya Salafy" kalau sekiranya ibadah-ibadah kita senantiasa merosot laksana pasir yang turun dari gunung merapi. waiyyyadzubillah.
akankah perkataan "saya salafy" hanyalah sekeda pengakuan..?
Bukankah Allah maha mengetahui setiap amal-amal kita..?
Bukankah Allah lebih tahu hati dari setiap hambaNya..?
Jika demikian pengakuan tidaklah dibutuhkan, dengan beramal shalih sudah cukup..!! maka tidaklah semestinya kita berkata 'saya salafy', meskipun tidak mengucapkannya hal ini sama sekali tidak mengurangi sedikitpun amalan shalih yang kita lakukan, dan Allah mengetahui realita hambanya.
maka title "salafy" tidaklah perlu diributkan apalagi direbutkan, sehingga saling menghajr satu sama lain dengan mengatakan saudaranya 'fulan bukan salafy, fulan hizby' dan seterusnya. ketahuilah Allah yang maha tahu realita setiap hamba.
Syaikh Shalih al Fauzan hafizhahullah berkata :
"Adapun menamai diri sendiri dengan embel-embel assalafy atau al atsary atau semisal itu maka itu adalah yang tidak perlu. Allah maha mengetahui realita senyatanya dari kondisi seseorang.
Allah berfirman yang artinya, “Katakanlah apakah kalian hendak memberi tahu Allah tentang ketaatan kalian. Dan Allah itu mengetahui semua yang ada di langit dan semua yang ada di bumi. Dan Allah itu mengetahui segala sesuatu” [QS al Hujurat:16].
Boleh jadi ada orang yang mengaku-aku dirinya sebagai salafy padahal dia bukanlah salafy atau mengaku-aku atsary padahal bukan atsary. bisa jadi ada seorang yang benar-benar salafy dan atsary namun dia tidaklah menyebut-nyebut dirinya sebagai atsary atau pun salafy.
Yang jadi tolak ukur adalah realita senyatanya, bukan semata-mata klaim. Menjadi kewajiban setiap muslim untuk beradab kepada Allah."
maka dari itu kewajiban kita adalah untuk belajar serta mengamalkannya bukan berlomba-lomba dalam pengakuan, penisbatan kepada manhaj salaf adalah suatu kewajiban bahkan kemuliaan tersendiri adapun pengakuan bukanlah menjadi tolak ukur pasti. teringat sebuah syair :
"banyak orang yang mengakui mempunyai hubungan dengan laila [bunga desa yang mempesona], akan tetapi laila tidak mengakuinya"
artinya pengakuan bukanlah menjadi tolak ukur pasti, yang menjadi tolak ukur adalah kita mencari kebenaran dan mengamalkannya. wallahu'alam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Article's :
-
▼
2013
(122)
-
▼
Desember
(19)
- TOPI SINTERKLAS
- RADIKALISME TAKFIRI DALAM NAUNGAN KEBODOHAN
- HARI IBU KENAPA MESTI DITUNGGU..?
- ISLAM ONLY
- # SAKARATUL MAUT DAN PERJALANAN RUH KITA #
- UCAPAN 'SAYA SALAFY' ANTARA PENGAMALAN ATAU SEKEDA...
- VOA-ISLAM KEBLINGER..!!!
- MEDIA TAKFIRI BERDUSTA
- ANTARA JILBAB DAN KONDOM
- STOP ZINA..!!
- STOP PACARAN..!!
- KONDOM MERAKYAT
- TIPS MALAM PERTAMA [PENGANTIN]
- NIKAH ADALAH TABIAT MANUSIA
- DARAH HAID
- FATWA ALAT KONTRASEPSI WANITA
- PROFESI PENGEMIS
- KEBEBASAN BERAGAMA ATAU MENGACAK-ACAK AGAMA..?
- DOKTRIN KHAWARIJ
-
▼
Desember
(19)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar