Senin, 01 Oktober 2012
USTADZ 'GADUNGAN' BERTARIF GEDONGAN^
lebih aneh lagi sang ustadz tidak akan ceramah jika jama'ah nya tidak membayar dari apa-apa yang telah ditetapkan oleh sang ustadz tersebut. hendaknya bertakwalah dijalan Allah bagi seseorang yang mempunyai sikap seperti ini
USTADZ 'GADUNGAN' BERTARIF GEDONGAN^
Abu Usaamah Sufyan Bin Ranan Al Bykazi
Segala puji bagi Allah, yang telah menurunkan kepada hamba-Nya kitab Al-Qur'an sebagai penjelasan atas segala sesuatu, petunjuk, rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang muslim. Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada hamba dan rasul-Nya Muhammad Shalallahu 'alaihi wasalam, yang diutus Allah sebagai rahmat bagi alam semesta.
Fenomena yang sangat mengiris hati, laksana melebihi irisan pisau nan tajam atau melebihi tebasan samurai yang panjang membentang, Fenomena tersebut adalah munculnya para Da'i yang seyogyanya tidaklah pantas dipanggil Da'i lantaran kemiskinan keilmuaanya patut dipertanyakan lantaran dirinya menjual ilmu dengan Rupiah-Rupiah yang hakikatnya bukanlah dakwah sebagai prioritas namun UANG ADALAH PRIORITAS, Untukmu Para USTADZ Gadungan bertarif Gedongan, Sadarlah dirimu berdakwah atau berkicau dengan kicauan tak secantik burung BEO..?
WAHAI USTADZ GADUNGAN... SAMPAI KAPAN KALIAN BERKICAU, MEMERAS HARTA UMAT..??
Untukmu Ustadz Gadungan...
Berdakwahlah dengan ila Allah yakni mengajak manusia untuk mentauhidkan Allah, merupakan suatu jalan orang-orang yang mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka begitu mulianya amanah ini, sehingga berdakwah ila Allah Adalah suatu amanah yang diemban oleh da'i dijalan Allah, sebagaimana Firman Allah 'azza wa jalla (yang artinya), “Katakanlah, Inilah jalanku; aku menyeru kepada Allah di atas landasan ilmu yang nyata, inilah jalanku dan orang-orang yang mengikutiku…” (Qs. Yusuf: 108)
Oleh karena itu sungguh aneh, jika ada oknum-oknum pengaku sebagai Da'i, dimana ia menjadikan dakwah sebagai profesi dengan memasang tarif per-Jam.. Allahu yahdik, saya pernah membaca di sebuah media dimana ada beberapa ustadz yang honornya sampai ratusan juta bahkan lebih.
lebih aneh lagi sang ustadz tidak akan ceramah jika jama'ah nya tidak membayar dari apa-apa yang telah ditetapkan oleh sang ustadz tersebut. hendaknya bertakwalah dijalan Allah bagi seseorang yang mempunyai sikap seperti ini.
WAHAI USTADZ GADUNGAN BERHARTA GEDONGAN... TUJUANMU ILA ALLAH ATAU ILA FULUS
Sebagaimana yang telah di jelaskan diatas, bahwa Dakwah adalah amanah yang mulia, tentu kemuliaan berbalas dengan agungnya pahala yang diraih, terlebih lagi jika seorang Da'i tidak mengambil upah, sebagaimana Allah -Subhanahu wa ta’ala- telah mengabarkan kepada kita tentang perkataan di antara mereka:
وَيَا قَوْمِ لا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مَالا إِنْ أَجْرِيَ إِلا عَلَى اللَّهِ
“Dan (Dia berkata): “Hai kaumku, Aku tiada meminta harta benda kepada kamu (sebagai upah) bagi seruanku, upahku hanyalah dari Allah” (QS. Huud: 29)
Firman Allah :
يَا قَوْمِ لا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِنْ أَجْرِيَ إِلا عَلَى الَّذِي فَطَرَنِي أَفَلا تَعْقِلُونَ
“Hai kaumku, Aku tidak meminta upah kepadamu bagi seruanku ini. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Maka tidakkah kamu memikirkan(nya)?” (QS. Huud: 51)
وَمَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ إِنْ أَجْرِيَ إِلا عَلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ (١٠٩)
“Dan Aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam.” (QS. Asy-Syu’ara`: 109)
Ayat-ayat diatas setidaknya dijadikan sebagai bahan renungan untuk para Da'i pengemban amanah mulia dalam berdakwah ila Allah, ku nasihatkan kepada mereka yang memasang tarif dalam berdakwah, sungguh hina dirinya kiranya kalian menjadikan amanah dakwah sebagai profesi, amanah yang sedianya ila Allah menjadi ila Fulus..
BAGAIMANA JIKA DA'I MENGHABISKAN WAKTUNYA UNTUK DAKWAH, SEHINGGA TIDAK ADA PENGHASILAN MELAINKAN UANG AMPLOP DARI CERAMAH-CERAMAH..?
jika seorang da’i tersebut benar-benar mencurahkan waktu dan tenaganya untuk dakwah, maka tidak mengapa dia mengambil upah darinya namun tanpa mematokan tarif harus sekian-dan sekian, tanpa memberatkan umat dengan mengharapkan amplop. Yang demikian ini berdasarkan riwayat al-Bukhari dan lainnya, bahwa ada sekelompok dari sahabat Rasulullah r yang turun ke sebuah perkampungan dari perkampungan badui. Kemudian kepala kampung tersebut terpatuk ular, maka salah seorang sahabat membacakan atasnya al-Quran yang mulia, dan Allahpun menyembuhkannya. Kemudian mereka mengambil upah atas hal tersebut. Kemudian mereka mengabarkan kejadian ini kepada Rasulullah r, maka beliau bersabda kepada mereka:
« إِنَّ أَحَقَّ مَا أَخَذْتُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا كِتَابُ اللَّهِ »
“Sesungguhnya pahala yang paling berhak kalian ambil atasnya adalah Kitabullah.” (HR. Bukhari: 5296)
Namun jika seorang da'i memiliki penghasilan bulanan maka menolak amplop dari jama'ah lebih baik dan besar pahalannya.
WAHAI USTADZ GADUNGAN... PROFESIMU LAKSANA SETENGAH ARTIS
Renungilah bahwa Ustadz sungguhan tidak terlepas dari Perpustakaan dan kitab-kitab bacaan, jika ustadz gadungan tidak terlepas dari bayaran dan televisi, oleh karena itu jika ustadz gadungan ingin menjadi Artis, maka jadilah artis sepenuhnya, Berikut adalah perbedaan antara Ustadz setengah Artis dengan Ustadz Sungguhan :
1. Artis butuh manager, tapi ustadz butuh perpustakaan.
2. Artis lewat manager minta bayaran tinggi dan pakai tarif, tapi ustadz lebih sering dibayar dengan ucapan “syukran”.
3. Artis tampil sesuai selera dan permintaan pasar, tapi ustadz menyampaikan risalah langit.
4. Artis tidak belajar ilmu agama, tapi ustadz wajib nyantri dan kuliah bertahun-tahun.
5. Artis haus popularitas, tapi ustadz haus ilmu dan hidayah.
6. Artis hidup akrab dengan dusta, gosip dan kepalsuan, ustadz akrab dengan kewaraan, kesederhaan dan kerendahan hati.
7. Artis mengumpulkan penonton yang membeludak, ustadz mendidik dan melahirkan calon ulama.
8. Artis butuh yel-yel, kostum, joget, nyanyi dan akting, ustadz mengajar lewat hati.
9. Artis ceramah biar orang tertawa menangis dan menghibur, ustadz mengajarkan ilmu agar Allah turunkan hidayah.
10. Artis butuh media, TV dan wartawan khususnya infoteinmen, tapi ustadz butuh majelis ilmu, kitab dan perpustakaan.
11. Artis sering jadi bintang iklan, tapi ustadz lebih suka bicara kebenaran.
12. Artis dikerumuni sesama artis dan fans, sementara ustadz dikerumuni orang-orang yang ingin mengaji dan mensucikan diri.
PENGALAMAN PRIBADI : PENULIS KETIKA SMK PERNAH JADI AKTIVIS ROHIS YANG MENGUNDANG USTADZ SETENGAH ARTIS
Saya pribadi ketika masih duduk di bangku sekolah menengah kejuruan adalah aktivis ROHIS dan menjabat sebagai Ketua ROHIS, saya ketika itu didesak sekolah untuk mendatangkan USTADZ SETENGAH ARTIS, Ustadz tersebut sebut saja J.B saya beserta teman-teman menghubungi tim manajemen si J.B tersebut, dimana manajemennya pun diberi nama dengan nama J.B dan di tambah kalimat "center management" jadi masya Allah seorang ustadz Narsis ini bener-bener setengah artis.
Lanjut cerita, kami ditawari dengan manajemen J.B tarif, karena kami sekolah maka tarifnya pun sekolah... yakni dari 3 juta/jam
kami tawar menawar :"bisa atau tidak dengan tarif 3 juta tapi satu jam setengah aja deh..".
lalu menejemennya mengatakan : "tidak ada nego mas, itu udah harga sekolah.. kalau tidak mau ya sudah."
dengan hati yang tertekan dimana sekolah menginginkan 2 jam ustadz setengah artis itu tampil di sekolah kami, namun disisi lain sekolah hanya bisa menganggarkan maksimal 3 juta saja, dimana 3 juta hanya upah ustadz gadungan saja, belum lagi tenda, belum lagi konsumsi tamu terhitung jika keseluruhan total anggaran kami 15 juta.
Saya sebagai ketua ROHIS kala itu, segera membuat revisi anggaran untuk bayaran Ustadz J.B tersebut dengan tampilan 2 jam, maka saya revisi menjadi 6 juta hanya untuk si Ustadz saja. dengan kata lain anggaran untuk sarana dan konsumsi dan lainya sebesar 12 juta dari seluruh total anggaran 15 juta, maka untuk sarana dan konsumsi serta lainya terpaksa diturunkan hanya 9 juta lantaran dipotong harga ustadz gadungan setengah artis sebesar 6 juta/dua jam. allahuyahdik.
LURUSKAN NIAT DALAM BERDAKWAH
قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي ۖ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَKatakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". [Yûsuf/12:108]
Dakwah adalah tugas yang berat dan pekerjaan yang serius yang hanya bisa dipikul oleh orang-orang yang mulia.Ustadz yang mengajak kepada agama Allah Azza wa Jalla pasti menghadapi gangguan dalam dakwah sebagaimana yang dihadapi oleh siapa saja yang mengemban tugas dakwah ini, dari dahulu sampai sekarang. Itu sudah menjadi sunnatullâh pada orang-orang terdahulu dan sekarang. Para nabi juga telah menghadapi gangguan serupa berupa penentangan, penolakan, keengganan dan kesombongan dari berbagai pihak dan tingkatan manusia.
Maka dalam mengemban tugas dakwah yang berat dan penuh resiko ini seorang Ustadz harus menghiasi dirinya dengan sikap santun dan sabar, bijaksana dan arif.
oleh karena itu tugas yang mulia ini janganlah kita kotori dengan embel-embel komersil apalagi lelucon atau lawakan secara fulgar (yakni ceramah isinya 100% lawakan tidak ada ilmu sedikitpun) maka setidaknya sebagai da'i dalam menashihati umat untuk mengarahkan pada kebaikan dan menghilangkan kebodohan dalam agama hendaknya bersabar, rintangan fisik, ekonomi, dan lainya adalah lika-liku dakwah yang pahalannya besar. sebagaimana firman Allah :
Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Rabbmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. [An-Nahl/16:125]
ayat diatas merupakan sandaran / prioritas kita dalam berdakwah, dan berdakwah bukanla untuk uang tapi untuk menyeru umat kepada Rabbul 'alamin. Wallahu'alam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Article's :
-
▼
2012
(144)
-
▼
Oktober
(12)
- MUQADDIMAH
- USTADZ 'GADUNGAN' BERTARIF GEDONGAN^
- UNTUKMU... PENGEMBAN DAKWAH
- BEKAL SEORANG USTADZ
- TIPS MENGAJAR DAN BERDAKWAH
- SEMANGAT BERDAKWAH
- HUJAN TURUN, ANTARA NIKMAT DAN MUSIBAH
- TEMAN DALAM KUBUR (1)
- SEGERA BERAMAL, SEBELUM AJAL DATANG!
- TANYA JAWAB ADZAB KUBUR.
- REMISI ADZAB KUBUR
- Posisi Duduk Masbuk: Tawarruk atau Iftirasy?
-
▼
Oktober
(12)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar