Selasa, 01 Maret 2011
KEMATIAN MIRZA GHULAM
ABU USAAMAH SUFYAN BIN RANAN AL BYKAZI
Kematian Mirza Ghulam Ahmad TEWAS DI WC
Menyaksikan sepak terjangnya yang kian menjadi, maka para ulama saat itu berusaha
menasehati Mirza Ghulam Ahmad, agar ia bertaubat dan berhenti menyebarkan dakwahnya yang
sesat. Nasihat para ulama AHLUSSUNNAH ternyata tidak membuahkan hasil. Dia tetap bersikukuh tidak
memperdulikan. Akhirnya, para ulama sepakat mengeluarkan fatwa tentang kekufurannya. Di
antara para ulama yang sangat kuat menentang dakwah Mirza Ghulam Ahmad, adalah Syaikh
Tsanaullah.
Mirza Ghulam Ahmad sangat terusik dengan usaha para ulama yang mengingatkannya. Akhirnya
dia mengirimkan surat kepada Syaikh Tsanaullah. Dia meminta agar suratnya ini dimuat dan
disebarkan di majalah milik Syaikh Tsanaullah.
Di antara isi suratnya tersebut, Mirza Ghulam Ahmad tidak menerima gelar pendusta, dajjal yang
diarahkan kepadanya dari para ulama masa itu. Mirza Ghulam Ahmad menganggap dirinya, tetap
sebagai seorang nabi, dan ia menyatakan bahwa para ulama itulah yang pendusta dan
penghambat dakwahnya.
Sang nabi palsu ini menutup suratnya dengan do’a sebagai berikut:
“Wahai Allah Azza wa Jalla Yang Maha Mengetahui rahasia-rahasia yang tersimpan di hati. Jika
aku seorang pendusta, pelaku kerusakan dalam pandangan-Mu, suka membuat kedustaan atas
nama-Mu pada waktu siang dan malam hari, maka binasakanlah aku saat Ustadz Tsanaullah
masih hidup, dan berilah kegembiraan kepada para pengikutnya dengan sebab kematianku.
“Wahai Allah! Dan jika saya benar, sedangkan Tsanaullah berada di atas kebathilan, pendusta
pada tuduhan yang diarahkan kepadaku, maka binasakanlah dia dengan penyakit ganas, seperti
tha’un, kolera atau penyakit lainnya, saat aku masih hidup. Amin.”
Begitulah bunyi do’a Mirza Ghulam Ahmad. Sebuah do’a mubahallah. Dan benarlah, do’a yang
ia tulis dalam suratnya tersebut dikabulkan oleh Allah Azza wa Jalla. Yakni 13 bulan lebih
sepuluh hari sejak do’anya itu, yaitu pada tanggal 26 bulan Mei 1908M, Mirza Ghulam Ahmad
ini dibinasakan oleh Allah Azza wa Jalla dengan penyakit kolera, yang dia harapkan menimpa
Syaikh Tsanaullah. Di akhir hayatnya, saat meregang nyawa, dia sempat mengatakan kepada
mertuanya: “Aku terkena penyakit kolera.” Dan setelah itu, omongannya tidak jelas lagi sampai
akhirnya meninggal. Sementara itu, Syaikh Tsanaullah masih hidup sekitar empat puluh tahun
setelah kematian Mirza Ghulam Ahmad.
Meski kematian telah menjemput Mirza Ghulam Ahmad, tetapi bukan berarti ajarannya juga ikut
mati. Ternyata kian tersebar di tengah masyarakat. Karenanya, sebagai seorang muslim,
hendaklah lebih berhati-hati, agar tidak terjerat dengan berbagai ajaran sesat.
Ya, Allah. Perlihatkanlah kepada kami kebenaran itu sebagai sebuah kebenaran, dan berilah
kami kekuatan untuk melakukannya. Ya, Allah. Perlihatkanlah kepada kami kebatilan sebagai
sebuah kebatilan, dan berilah kami kekuatan untuk menjauhinya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Article's :
-
▼
2011
(161)
-
▼
Maret
(15)
- Muqaddimah
- Ahmadiyyah menghina NABI
- Mengungkap Tabir WAhdah Islamiyyah
- Membongkar Sesatnya ABU SALAFY
- IMAM SYAFI'I TOLAK BID'AH HASANAH
- UNTUKMU.. ABU SALAFY
- BIODATA MIRZA GHULAM
- Perkembangan AHMADIYYAH
- KEMATIAN MIRZA GHULAM
- Hukum Tawasul ?
- Hukum Membangun kuburan
- HUKUM MENGHADIRI MAULID NABI
- HUKUM MERAYAKAN MAULID NABI
- HUKUM BACA "“shadaqallahul ‘azhim”
- Sya'ir Sufyan
-
▼
Maret
(15)
Alhamdulillah....kedustaan akan selalu terbongkar. Hendaknya hal ini menjadi pelajaran bagi Abu Salafy yg telah banyak mengeluarkan fitnah kepada banyak ulama....
BalasHapus