Jumat, 01 April 2011
Ustadz Firanda dibawah Naungan Akhlak
Ustadz Firanda dibawah Naungan Akhlak -hafizhahullloh-
Abu Usaamah Sufyan Bin Ranan Al Bykazi
“Kami sekali lagi terharu dengan Di Fitnah nya Ust Kami FIRANDA dengan tuduhan yang tak layak.. lalu ust Firanda membantahnya dengan akhlak yang karimah,
Meskipun Nama Kunyah Ustadz Firanda
BUKAN ABU KARIMAH tapi ABU ABDUL MUHSIN”
Segala Puji Bagi Alloh Rabb Semesta Alam, dan shalawat dan salam tercurah pada baginda Nabi Muhammad shalllahu’ alaihi wa sallam, ‘amma Ba’du :
Ketahuilah tiada yang datang suatu kejujuran kecuali indah dipandang dan enak terucap, dan tiada dating suatu kedustaan dan perkataan yang buruk melainkan kepahitan dirasa dan kegelisahan dihati, inilah sedikit saya membuat risalah untuk menyemangati diri saya dan para thulaab salafiyyin untuk menjaga dan menghiasi lisan dengan keindahan.. sebagaimana para salaf mencontohinya kepada kita meskipun mereka membantah ahlul bida’ sekalipun, Namun tentu dengan kacamata syari’at kapan kita bersikap keras kepada mubtadi’ jika itu mashlahat dan kapan juga kita membantah dengan lembut jika itu meshlahat kenapa tidak,,,?? Atau why Not??
Oleh karna itu berkaitan dengan Akhlak kami salut dan terharu dengan tulisan kepada ustadz kami al Fadhil Abu Abdul Muhsin Firanda bin Abidin andirja as Soronji –semoga Alloh Menjaganya- dalam membantah tulisan saudara kita ia seorang ustadz yang semoga Alloh memperbaiki lisan kita dan lisan ustadz tersebut, sungguh telah sampai kepada kami keterangan dari sayidina kita pemimpin umat akhir zaman Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
bahwa Rasulullah ‘alaihi ash-
Sholâtu was Salâm pernah ditanya : “Manusia bagaimanakah yang paling
utama (afdhal)?”
Beliau menjawab :
“Manusia yang paling utama adalah yang memiliki hati yang bersih dan
lisan yang jujur.”
Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, adapun lisan yang jujur kami
telah mengetahuinya. Akan tetapi, apakah yang dimaksud dengan orang
yang memiliki hati yang bersih?”
Beliau menjawab :
“Dia adalah hati yang putih lagi murni, tidak ternodai oleh dosa, aniaya,
dendam dan dengki.”
Masya Alloh beruntunglah orang yang memiliki criteria sbagai orang yang paling afdhal –semoga kita termasuk didalamnya-, begitu juga Ustadz Firanda –semoga Alloh menjaganya- meskipun beliau dituduh sebagai ^PENDUSTA, DAJJAL, KADZZAB, DLL^ beliau membantah dalam keadaan tenang dan kami melihatnya dalam tulisan nya tiada satu katapun yang terucap dalam membantah Sang Ustadz, dengan lisan-lisan buruk melainkan dibantah dengan penghinaan diri beliau seperti Beliau (ust Firanda) berkata “jika saya berdusta semoga Alloh Laknat saya dan keturunan saya”, alanghkah ridho nya beliau atas persaksian nya beliau bersumpah untuk dirinya dan keturunanya untuk dilaknat jika beliau berdusta.
Ketahuilah, sungguh amat urgen bagi kita untuk mengetahui bagaimana
metoda kaum salaf (dalam hal ini). Ada sebuah riwayat dari al-Bukhârî secara mu’allaq (sanadnya tergantung) 4 dan dari Ibnu Nashr al-Marwazî dan al-Lâlikâ`î dengan sanad (jalur periwayatan) yang shahîh, bahwa ‘Abdullâh bin ‘Aun al-Bashrî –semoga Alloh merahmatinya- berkata : ““Saya senang apabila mereka meninggalkan manusia kecuali hanya dalam perkara yang baik.”
Maksudnya yaitu, meninggalkan menyebut orang lain kecuali di dalam perkara yang baik.
Kami sangat Huznudzan kepada sang ustadz yang menuduh ustadz Firanda dengan tuduhan yang tiada layak di pajang di internet , mungkin sang ustadz (yang menuduh ust firanda) tersebut tertanam kecemburuan yang tinggi agar ustadz Firanda tidak melakukan apa yang sang sang ust maksud, kami huznudzan akan hal itu, namun ditengah huznudzan nya kami ada yang timbul berupa pertanyaan untuk sang Ustadz (yang menuduh ustadz Firanda) tersebut :
Sudahkah sang Ustadz (yang menuduh ust firanda) bertabayun dengan Ust Firanda ?
Jika sang Ustadz berkata “ini persaksian Syaikh kibar dimadinah”,
Jawab : na’am kami terima , syaikh kibar madinah ( jika tidak mau dikatakan hakikatnya syaikh tersebut orang yang belum dianggap ulama), ya kita anggap saja beliau syaikh kibar , tapi apakah sudah cukup dengan persaksian 1 orang ?
Maka dimana kita simpan hadist Nabi “cukuplah berdusta seseorang yang mengucapkan kepada orang lain yang ia baru mendengarnya:.
Kenapa sang ust (yang menuduh ust Firanda) tidak tabayun minimal kepada Masyaikh yang lebih senior lagi disbanding Syaikh nya Sang Ustadz tersebut?
Jika sang Ustadz (yang menuduh ust firanda) sudah tabayun minimal dengan ust firanda langsung dan diskusi dengannya, Katakanlah “Ust Firanda mengakui kesalahan nya” Apakah kita pantas mengucapkan dengan kalimat-kalimat yang kotor lagi buruk untuk saudaranya sesama Ahlussunnah di Upload didepan umum (internet) yang semua Orang bisa Melihat?
Hendaknya kita menyibukan diri untuk melihat aib-aib kita bukan aib orang lain.. kami sekali lagi terharu dengan di Fitnah nya Ust Kami FIRANDA dengan tuduhan yang tak layak lalu ust Firanda membantahny dengan akhlak yang karimah, Meskipun Napa Kunyah Ustadz Firanda BUKAN ABU KARIMAH tapi Abu Abdul Muhsin” maka hendaknya kita menjaga akhlak kitadan sibukanlah dengan talibul ilmi dan menyibukan pula untuk mengurusi aib-aib kita sebagaimana
Rasululloh bersabda
“Ada salah seorang diantara kalian yang bisa melihat debu di mata saudaranya namun ia lupa akan batang yang ada di pelupuk matanya.” 5 Hadits ini dinilai valid oleh al-Albânî –semoga Alloh merahmatinya-. Hadits ini, mengajak kita untuk mengakui akan aib-aib kita. Terkadang
Anda melihat ada sebuah aib atau lebih pada saudara Anda, kemudian Anda
merasa bahwa Anda lebih baik darinya! Akan tetapi, jika Anda mau
memeriksa lebih lanjut, niscaya Anda dapati bahwa Anda memiliki begitu banyak aib.
Seringkali Anda dapati bahwa aib Anda lebih banyak daripada aibnya. Karena itu, tidak selayaknya kita lalai dari aib-aib kita sendiri, karena setiap dari kita pasti memiliki aib.
Setiap diri kita pasti mempunyai aib, jadi jangan sampai kita lalai dari hal ini. Yang dikehendaki oleh syaithan dari diri kita adalah, agar kita saling menyibukkan diri antar sesama kita, agar kita saling memperbincangkan satu dengan lainnya, dan agar kita saling merendahkan diantara kita,
sehingga ia mampu merusak persaudaraan di antara kita. Semoga Alloh merahmati seseorang yang mau membenahi jiwanya
Jakarta 14 Rabiut Tsani 1432 H
Hamba yang membutuhkan pengampunanNya. Menjelang Dzuhur di Ma’had tercinta
Abu Usaamah Sufyan Bin Ranan Al Bykazi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Article's :
-
▼
2011
(161)
-
▼
April
(16)
- MUQADDIMAH
- Ustadz Firanda dibawah Naungan Akhlak
- SETETES AIR DARI SYAIKH ABDUL MUHSIN (1)
- SETETES AIR DARI SYAIKH ABDUL MUHSIN (2)
- SAATNYA SYAIKH ALI AL HALABI BERKATA
- LERAI PERSENGKETAAN UNTUK SAUDARAKU
- INDAHNYA PERSATUAN SALAFIYYIN
- SURAT CINTA UNTUK HIZBUT TAHRIR (1)
- SURAT CINTA UNTUK HIZBUT TAHRIR (2)
- SURAT CINTA UNTUK HIZBUT TAHRIR (3)
- Sabarlah (Untuk UMAT MUSLIM JEPANG) (1)
- Sabarlah (Untuk UMAT MUSLIM JEPANG) (2)
- PUISI TERTUDUH WAHHABI
- Untukmu IBU..
- MENGENAL IMAM BUKHARI
- SYA'IR SUFYAN
-
▼
April
(16)
Jika ente pecinta Ibnu Taimiyah maka ente wajib membalas mubahalah ane "Jika tidak ada satupun ucapan Ibnu Taimiyah yang tercantum dalam kitab Minhajus Sunnah yang menghina Imam Ali alaihis salam maka Alloh akan menghukum ane dengan hukuman yang sepedih-pedihnya sampai akhir hayat ane"
BalasHapus@javad. Semoga Allah menjaga,memberkahi,dan merahmati antm sekeluarga dibulan yang mulia ini. Pertama: hendaknya kita jangan menjadi orang yang isti'zal, orang yang tergesa2 dalam mendudukan suatu perkara apalagi bab mubahala, karna dikatakan mubahala jika ilmu telah tegak padanya kpd tokoh kesesatan, maka harus iqamatil hujjah dulu, kedua: saya bertanya pada anda diktb minhajs sunah hal brapa ibnu taimiyah menghna imam ali smoga alloh meridhoi beliau. Yang kami temukan ibnu taimiyyah amat sangat memuliakan ali. Buka minhajus snah 6/328-329 beliau mengakui ali sbgai khalifah. Dan pada 4-358 beliau mengutamakan ali dari muawiyah. Dan pula minhajs snah 7'/218. Blum lagi dalam majmu fatawa beliau yg memuliakan ali. Dan hanya orang syiah laknatulllah yg busuk dan menghina ali dibalik
BalasHapuscinta dustanya ada beliau. Wallahuallam eluarga dibulan yang mulia ini. Pertama: hendaknya kita jangan menjadi orang yang isti'zal, orang yang tergesa2 dalam mendudukan suatu perkara apalagi bab mubahala, karna dikatakan mubahala jika ilmu telah tegak padanya kpd tokoh kesesatan, maka harus iqamatil hujjah dulu, kedua: saya bertanya pada anda diktb minhajs sunah hal brapa ibnu taimiyah menghna imam ali smoga alloh meridhoi beliau. Yang kami temukan ibnu taimiyyah amat sangat memuliakan ali. Buka minhajus snah 6/328-329 beliau mengakui ali sbgai khalifah. Dan pada 4-358 beliau mengutamakan ali dari muawiyah. Dan pula minhajs snah 7'/218. Blum lagi dalam majmu fatawa beliau yg memuliakan ali. Dan hanya orang syiah laknatulllah yg busuk dan menghina ali dibalik
cinta dustanya ada beliau. Wallahuallam
Assalamualaikum Ustadz,
BalasHapusTolong kirimkan email address Ustadz Firanda ke email kami zonatjonggol pada yahoo.com
(ganti pada dengan @ )
Kami ingin bertabayun dengan Ustadz Firanda karena beliau justru melakukan hal yang sama dengan yang telah dilakukan Ustadz yang antum tuliskan di atas. Kali ini ustadz Firanda melakukannya terhadap Habib Munzir, muslim yang masih "mendatangi" Rasulullah dengan sarana yang dikehendaki Allah Azza wa Jalla melalui tulisan Ustadz Firanda pada http://firanda.com/index.php/artikel/bantahan/183-habib-munzir-berdusta-atas-nama-imam-as-syafii
Mohon bantuannya demi kebaikan kita bersama
Terima kasih sebelumnya
Wassalam
insya allah kami akan mengirimkan, ketahuilah wahai saudaraku seiman smga allah memberkahi anda sikap anda untuk bertabayun sangatlah baik, tanyakanlah apa yang anda ingin tanyakan kpd mualim, mubaligh dan sejenisnya, sedikit saya menashihatkan bahwa tidak selamanya mentahdzir atau memperingati kesesatan seseorang itu tercela karna bertujuan agar kaum muslimin selamat atau terjaga dari pemikiran seseorang tsb, kami yakin ust.firanda hafizhahullah membantahnya scra ilmiyah insya allah, sy ambil cntoh mirya ghulam ahmad, kita katakan dia sesat bahkan dikafirkan oleh para ulama maka kita mengatakan demikian agar umat menjauhinya dan mengetahui bhwa dia menyimpang. Semga allah merahmati anda.
BalasHapus"sedikit saya menashihatkan bahwa tidak selamanya mentahdzir atau memperingati kesesatan seseorang itu tercela karna bertujuan agar kaum muslimin selamat atau terjaga dari pemikiran seseorang tsb, kami yakin ust.firanda hafizhahullah membantahnya scra ilmiyah insya allah"
BalasHapusAssalamu'alaikum
kalimat diatas itulah yang senantiasa dijadikan alasan orang untuk dengan leluasa mentahdzir , menjelekkan , memfitnah dan menghina saudaranya...
antum bayangkan jika semua orang berfikir seperti itu dalam mencela orang ..atau menuduh orang...? (dengan alasan agar kaum muslimin selamat dari pemikiran orang tersebut...)
jangan fanatik akhi...semua orang bisa salah kecuali Rosululloh shollallohu 'alaihi wassalam.
Bismillah, untuk yang berkomentar diatas.
BalasHapusWA'ALAYKUMUSSALAM
alhamdulillah kita diberikan nikmat islam terlebih nikmat taufiq datas sunnah, sehingga metode agama kita tidak lagi berjalan diatas akal, kebodohan dst namun berjalan diatas Islam dengan pemahaman para shahabat Raulullah shallallahu'alaihi wasalam.
Berkaitan dengan Tahdzir, hendaknya kita harus mengetahui Apa itu Tahdzir ? dan kenapa haru ditahdzir? apakah tahdzir sama dengan menghina, menjelekan dst?
Tahdzir mempunyai bagian tersendiri dalam dien ini yankni berkaitan dengan Hajr, Hajr adalah antonim dari Washl (menyambung) (lihat Lisaanul ‘arab V/250), Tahaajur (saling melakukkan hajr) maknanya adalah Taqaathu’ , yaitu saling memutuskan hubungan (Mukhtaar ash-Shihaah hal 288)
Imam Ibnu Hajar berkata “ Hajr adalah seseoarang tidak berbicara dengan yang lain tatkala bertemu” (Fathul Baari X/492)
Imam al ‘Aini berkata :”Hajr adalah tidak berbicara denagn saudaranya sesama mukmin tatkala bertemu, dan masing masing dari keduanya berpaling dari yang lain tatkala berkumpul” (Umdatul Qaari XXII/141)
Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata “ Hukum asal meng-hajr sesama muslim adalah haram, bahkan termasuk dosa besar jika lebih dari tiga hari” (Majmuu Fatawa Ibnu Utsaimin III/16, soal no 4915)
Diantara dalil dalil yang menunjukkan bahwa hukum asal dari hajr adalah dosa besar adalah sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam :
“ Barangsiapa yang meng-hajr saudaranya selama setahun maka ia seperti menumpahkan darah saudaranya tersebut” (HR. Abu Dawud IV/279 dishahihkan oleh syaikh Albani dalam ash Shahihah II/599,no.928)
“Tidak halal bagi seorang muslim untuk meng-hajr saudaranya lebih dari tiga hari.1 Barangsiapa yang meng-hajr lebih dari tiga hari lalu meninggal maka ia masuk neraka (HR.Abu Dawud IV/279, no.4914, dan dishahihkan oleh Syaikh Albani)
Ini awal dari definisi hajr itu sendiri yakni hukum asalnya Haram jika lebih dari 3 hari.
Wahai saudaraku seiman-semoga Allah memberkahi usiamu-. meskipun hukum asal tahdzir adalah dilarang, Kendati demikian, terkadang boleh, disyari’atkan, atau bahkan siwajibkan bagi seorang muslim untuk keluar dari hukum asal ini, yaitu melakukan hajr dan boikot kepada muslim lainnya, apabila kondisi memang menuntut demikian. Sebagaimana halnya Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam pernah meng-hajr Ka’b bin Malik dan kedua sahabatnya karena tidak ikut dalam perang Tabuk tanpa alasan yang syar’i. Begitu juga dengan sikap para Salaf yang meng-hajr ahli bid’ah dan men-tahdzir (memperingatkan ummat dari) mereka agar ummat tidak terkena dampak buruk mereka (lihat atsar salaf dalam hal ini dalam risalah imam as Suyuthi yang berjudul Hijraan Ahlil Bid’ah awiz Zajr bil Hajr)
BalasHapusmaka tidak selamanya pula Hajr/tahdzir untuk memperingatkan kaum muslimin dari tokoh kesesatan agar menjauhi tokoh tersebut dengan menghajrnya ini tidak selamanya dilarang,Namun, perlu diperhatikan, mengingat penerapan hajr adalah keluar dari hukum asalnya -yaitu terlarang- maka seseorang tidak boleh keluar dengan hukum asal kecuali disertai dengan dalil dan argumen yang kuat.
Jika saya mengikuti apa yang antum katakan, saya ambil contoh yakni Ahmadiyyah, tentu meskipun kita mengaggap mereka kafir, pasti mereka tetap mengatakan "Saya ISLAM/ Saya Muslim", Shahih..? pasti pengikut mereka berkeyakinan bahawa diri mereka Muslim, maka apakah kita terdiam seribu bahasa tanpa memperingatkan kesesatan mereka dihadapan kaum muslimin, agar kaum muslimin terhindar dan menjauhi pemikiran Mirza al kadzab ? terdiamkah kita?
tentu anda menjawab "tapi mereka jelas-jelas kafir..!!"
betul, ya akhy mereka jelas-jelas kafir..!!, tapi pengikut mereka masih mengaku islam, jika diantara mereka ada berkata kepada anda "anda jangan tahdzir kami.. kan sesama muslim tidak boleh menghujat, menghina." bagaimana mana pendapat anda kiranya tahdzir dikatakan mutlak haram..?
tentu akan rusak agama kita yaa akhy, tiada lagi yang namanya amar ma'ruf nahi munkar... beragama berjalan sendiri-sendiri tidak ada peringatan atau vonis sesat terhadap jamaah tertentu, dan kaum muslimin pun Buyar pemahaman agamanya tidak tahu lagi mana yang benar mana yang salah..!!
memang ada sebagian kaum muslimin yang menerapkan tahdzir berlebihan ini menyedihkan, diantara penuntut ilmu disekitar kita, banyak sekali terjadi praktek hajr yang tidak dibangun diatas dalil yang jelas. Bahkan banyak penerapan hajr yang hanya dibangun diatas prasangka belaka, atau diterapkan pada perkara perkara yang sebenarnya tidak boleh ada pengingkaran apalagi sampai tahapan tahdzir dan hajr. Seperti perkara perkara yang merupakan masalah ijtihadiyah yang masih diperselisihkan para ulama.
maka kesimpulannya adalah tahdzir tidak selamanya buruk asalkan diatas dalil yang kuat. wallahu'alam
syukran
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus