Radio Rodja 756AM

Senin, 01 Agustus 2011

TARAWIH 23 RAKAAT, WHY NOT ??


Abu Usaamah Sufyan Bin Ranan Al Bykazi

terlepas dari ikhtilaf tersebut wallahu'alam kami belajar dari Syaikhuna 'Abdul Aziz BIN Baz rahimahullah (beliau Mufti Kerajan Saudi Arabia pada zamannya), dimana beliau dalam fatwanya yang pada kesimpulannya "tarawih 11 rakaat tidak mengapa,,, tarawih 23 Raka'at pun tidak mengapa"

Ditengah-tengah kekhusyu'an ramadhan, ada yang terlintas di benak kita suatu problematika fiqhiyyah ijtihadiyyah, yakni perihal Shalat Tarawih, terutama menanggapi berapa rakaatkah tarawih 11 atau 23..??

Terjadi ikhtilaf memang oleh para ulama, ada yang berpendapat 11 Raka'at ada pula yang 23 Rakaat,
Sebagaimana Hadits Aisyah bahwa Rasulullah -shallallahu alaihi wassalam- shalat malam hanya 11 raka'at dan tidak lebih dari itu,sedangkan Umar bin khatab -Radhiyallahu anhu- ( semoga Allah meridhai Umar dan melaknat zindiq SYI'AH RAFIDHAH) Umar bin Khatab shalat tarawih pada zamanya 23 raka'at, begitu hadist dari Ibnu Umar, Rasulullah bersabda "Shalat malam itu dua-dua", makna matsna-matsna disini tidak terbatas, dua-dua sampai 20, 30 rakaat pun tafadhal, hadist ini shahih..

Namun terlepas dari ikhtilaf tersebut wallahu'alam kami belajar dari Syaikhuna 'Abdul Aziz BIN Baz rahimahullah (beliau Mufti Kerajan Saudi Arabia pada zamannya), dimana beliau dalam fatwanya yang pada kesimpulannya "tarawih 11 rakaat tidak mengapa,,, tarawih 23 Raka'at pun tidak mengapa", mafhumnya disini, jika anda mengambil surat -surat panjang dalam shalat tarawih maka ambilah dengan yang 11 rakaat, adapun jika kalian mengambil surat-surat pendek maka ambilah yang 23 rakaat, ini dinamakan dengan menjamak ijtihad, jika 2 dalil yang seolah-olah bertentangan.

Akan teapi Perlu dicamkan..!! bagi kalian yang shalat 23 rakaat dengn surah panjang atau pendek, tolong dong...!! ayat yang anda baca dengan thumani'nah(perlahan-lahan), jangan dibaca NGEBUUT..!!! bahkan menjadi target jam sekian harus selesai.. waiyyadzubillah... ini tidak dibenarkan..!!!


-BAGAIMANA JIKA KITA SHALAT TARAWIH 11 RAKAAT, DENGAN IMAM YANG 23 RAKAAT, APAKAH BOLEH PULANG SEBELUM WAKTUNYA...??


Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

من قام مع الإمام حتى ينصرف كتب الله له قيام ليلة

“Orang yang shalat tarawih mengikuti imam sampai selesai, ditulis baginya pahala shalat semalam suntuk” (HR. At Tirmidzi, no. 734, Ibnu Majah, no. 1317, Ahmad, no. 20450)

dalam lafazh yang lain:

بقية ليلته

“Ditulis baginya pahala shalat di sisa malamnya” (HR. Ahmad, no. 20474)

Maka yang paling afdhal bagi seorang ma’mum adalah mengikuti imam sampai imam selesai. Baik ia shalat 11 rakaat maupun 23 rakaat, atau jumlah rakaat yang lain. Inilah yang paling baik.

Selain itu, shalat tarawih 23 rakaat pernah dilakukan oleh Umar Radhiallahu’anhu dan sahabat yang lain. Ini bukanlah keburukan, bukan pula kebid’ahan. Bahkan shalat tarawih 23 rakaat adalah sunnah Khulafa Ar Rasyidin. Hal ini memiliki dalil dari hadits Ibnu Umar Radhiallahu’anhuma, dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:

صلاة الليل مثنى مثنى فإذا خشي أحدكم الصبح صلى واحدة توتر له ما قد صلى

“Shalat malam itu dua rakaat-dua rakaat. Jika engkau khawatir akan datanya fajar maka shalatlah 1 rakaat agar jumlah rakaatnya ganjil” (Muttafaqun ‘ilaihi)

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tidak membatasi rakaat shalat malam dengan batasan jumlah tertentu, namun yang beliau katakan:

صلاة الليل مثنى مثنى

“Shalat malam itu dua rakaat-dua rakaat”

Namun memang lebih afdhal jika imam mengerjakan shalat tarawih sebanyak 11 rakaat atau 13 rakaat dengan salam setiap 2 rakaat. Karena inilah yang paling sering dipraktekan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pada shalat malamnya. Alasan lain, karena shalat tarawih 11 atau 13 rakaat lebih sesuai dengan kondisi kebanyakan orang (tidak terlalu berat, pent) di bulan Ramadhan ataupun di luar bulan Ramadhan. Namun bila ada yang melakukannya lebih dari itu, atau kurang dari itu, tidak masalah. Karena perkara rakaat tarawih adalah perkara yang longgar.

Referensi:

Sumber: http://www.ibnbaz.org.sa/mat/1028

3 komentar:

  1. ibadah itu bukan diliat dari yang baik atau yang paling baik.. tetapi harus merujuk kepada dalil-dalil yang shahih... coba anda baca untuk sholat malam yang jumlahnya 23 rakaat apakah dalil tsb shahih atau dhoif..
    http://blog.re.or.id/derajat-hadits-shalat-tarawih-23-rakaat.htm

    BalasHapus
  2. Baarakallahufikum,
    Akhy karim semoga Allah merahmati kita semua, Shahih kita sepakat bahwa penggunaan dalil shahih adalah rujukan bagi umat islam, adapun perihal artikel diatas berkaitan jumlah Rakaat ini adalah perkara khilafiyyah Ijtihadiyyah yang diterima.

    Dan yang namanya ijtihadiyyah adalah pendapat dari para ulama, masing-masing ulama mempunyai dalil-dalil kuat sebagaimana Syaikh Bin Baz membolehkan tarawih 23 rakaat dan Syaikh al Bani membid'ahkan, begitu pula Imam Syafi'i berpendapat menyentuh lawan jenis ketika wudhu' batal, Imam Ahmad tidak batal dan seterusnya...

    maka janganlah kita tersibukan pada pendapat pendapat perkara yang masih luang lingkupnya ijtihadiyyah, karena kalau kita merujuk pada dalil-dalil para ulama yang berselisih maka satu sama lain saling mendhaifkan sesuai kadar ilmu mereka, maka kita sebagai thulab mensaring dan mencari mana yang rajih dari pendapat ulama yang berikhtilaf.

    Wallahu'allam Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tidak membatasi rakaat shalat malam dengan batasan jumlah tertentu, namun yang beliau katakan:

    صلاة الليل مثنى مثنى

    “Shalat malam itu dua rakaat-dua rakaat”

    wallahu'alam

    BalasHapus
  3. dan ada kaidah ibadah itu ada dua syarat ada contoh dan ikhlas...dan sebagian manusia itu malas beribadah..dan sebaik baik contoh adalah Nabi...bahkan klo ada pertanyan iseng dlm sehari pilih shalat 5 waktu atau 3 waktu akan tdk sedikit yg memilih 3 sj ..krn pada dasarnya manusia itu lemah dan lbh sering lalai..termasuk tarawih...bahkan klo boleh hanya 7 rekaat tentu mereka akan memilihnya...

    BalasHapus

Article's :

QAULAN-SADIDA.BLOGSPOT.COM

SEKOLAH YUUK..!!