Radio Rodja 756AM

Kamis, 20 Maret 2014

HUKUM MEMAKAI PECI NASIONAL








:: SOAL: SONGKOK HITAM (PECI NASIONAL) CIRI KHAS AHLI BID’AH ::


Saudaraku…

Sering kita dapati dimana ada segelintir oknum memvonis peci khas Indonesia atau dikenal peci nasional yang pak SBY beserta kabinet Memakainya..

Mereka [oknum-oknum itu] yang masya Allah semangat dalam menuntut ilmu, saking semangatnya sampai berhati-hati sekali meskipun memakai peci SEKALIPUN tidak mau mengikuti ciri khas bangsa kita lantaran mirip ahli bid’ah...

Padahal tidak semua orang yang memakai peci model ini dikatakan ahli bid’ah, seolah pakaian bangsa kita tak layak masuk surga, sedangkan di sisi lain kalau mau main tuduh menuduh maka mereka yang memakai jubah dan gamis pun pakaiannya tasyabuh dengan syiah , ahmadiyah, bahkan actor amitha bachan [actor bolywood] sekalipun.

Maka kalau main tuduh menuduh tidak akan terselesaikan.
Mari kita simak jawaban al Ustadz DR. Muhammad Arifin Badri, MA –semoga Allah menjaga beliau.

==========================================

Songkok hitam, peci hitam pakaian bangsa kita ini bukanlah ciri khas Ahlul BID'AH dan kita tidak bisa mengatakan bahwa setiap yang memakai [peci ini] itu ahlul bid’ah, maka dari itu saya tekankan dan katakan diantara kaidah tasyabuh yang diharamkan adalah menyerupai cirri khas, maka kalau bukan ciri khas maka itu bukan tasyabuh, makanya tadi saya katakan belanja di Mall tidak masalah walaupun yang pertama kali bikin siapa..? orang-orang kafir, kendaraan itu siapa yang bikin, pesawat itu siapa yang bikin..? orang kafir.

Makannya ketika saya dituduh [peci] tasyabuh dengan [ahli bid’ah], sebenernya Nokia itu punya siapa sih..?

Kalau tasyabuh, buang saja yang punya HP Nokia. yang bikin siapa..? orang kafir,

bahkan di HP itu disematkan ciri khas-nya orang-orang kafir, makanya hal-hal seperti ini diluruskan tidak semua yang sama itu tasyabuh, ada tasyabuh yang halal…. ada juga tasyabuh yang haram… kalau peci ini dinamakan tasyabuh, maka saya katakan ini tasyabuh yang halal karena apa..? karena bukan cirri khas dan kita tidak bisa menilai ahlibid’ah dari pecinya.

Yang kedua, saya optimis besar… saya memiliki optimis besar, bahwa bangsa Indonesia ini layak masuk surga, saya tidak pesimis koq.. saya bukan pengikut paham MADESU [Masa Depan Suram] yang mengatakan bahwa bangsa Indonesia ini tidak layak masuk surga..!!

Saya ingin Tanya Kebanyakan ustadz, kebanyakan temen-temen yang sudah mulai ngaji dan sadar mengenal manhaj salaf rata-rata langsung ganti seragam, ganti seragam ikut orang Pakistan atau ganti seragam orang yaman, saya Cuma bisa ngelus dada.. kasihan sekali bangsa kita bahkan ada yang mengatakan kalau mau menjadi warga Indonesia asli maka tak layak masuk surga.

Jadi ustadz atau teman-teman kita yang belajar ngaji langsung ganti seragam, semua yang dahulunya dia pake sebagai pakaian bangsanya , ditinggalkan sebagai indikasi bahwa dia benar-benar multazim.

Padahal pakaian yang ia pakai itu [sama]dengan jamaah tabligh, penyanyi bahkan amitha bachan [actor boolywood] ia tidak menyadari bahwa penyanyi dangdut Pakistan, india bahwa pakaian yang ia pakai adalah pakaian itu, yang orang ahmadiyah, yang orang syiah, yang ada di Pakistan pakaian nya adalah itu (jubah)..,

Makanya aneh orang-orang kita mengatakan “orang yang selain memakai [jubah/gamis] dianggap tasyabuh padahal pakaian semacam itu [gamis, jubah] juga tasyabuh dengan jamaah tabligh, tapi kita tidak sadar..!! subhanallah …

Maka saya optimis besar bahwa bangsa kita layak masuk surga, makanya menurut saya tidak perlu ganti atribut jika sudah di Salafi, gag perlu ganti atribut.. pakailah pakaian bangsa kita sendiri, karena kalau pakaian nya seperti pakaian Pakistan maka tasyabuh juga dengan amitha bachan [actor india].

Maka dari itu tergantung niat, jika niat anda tasyabuh dengan amitha bachan [lantaran fans dengannnya] maka haram, ahmadiyah dipakistan pakaian nya seperti itu.. di Pakistan seperti itu, tapi kenapa tidak ada yang curiga … Ustadz… kenapa anda memakai bajunya Pakistan sedangkan ini adalah bajunya ahmadiyah, kan harusnya Tanya seperti itu..

Begitupun [gamis] yaman, Ustadz…. tokoh sufi di yaman yang suka geleng-geleng dikuburan memakai sorban dikepalannya atau diselendangkan di bahunya silahkan datang kesana pakaian nya seperti itu…

Maka dari itu bangsa kita ini layak masuk surga, masa bangsa kita ini sudah dijajah belanda 350 th, giliran kita sudah merdeka dan mau belajar agama koq di jajah lagi gag islam, gag masuk surga kecuali kalau memakai pakaian Pakistan, kan kesihan sekali bangsa kita, didunia sengsara di akhirat koq surganya sempit sekali, ya Allah…. Bangsa kita kasihan sekali..

Makannya hukum asal pakaian adalah halal, kalau dibilang tasyabuh maka tasyabuh siapa..?

apakah dikatakan tasyabuh ahlul bid’ah..? kalau begitu saya pun bisa katakan kalau memakai pakaian Pakistan maka saya sebut ahmadiyyah, padahal belum tentu.

Source : Tanya-jawab Ustadz Muhammad Arifin Badri –Semoga Allah Menjaga Beliau-
**Dengan sedikit alih bahasa tanpa mengubah makna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Article's :

QAULAN-SADIDA.BLOGSPOT.COM

SEKOLAH YUUK..!!