Radio Rodja 756AM

Sabtu, 01 Juni 2013

STOP...!! BUANG BOM SEMBARANGAN



STOP...!! BUANG BOM SEMBARANGAN.
( Bom Bunuh Diri Bukan Jihad )
=========================

Abu Usaamah Sufyan Bin Ranan Al Bykazi

Bismillah,

Semangat dalam membela dienul Islam yang dilakukan pemeluknya adalah suatu yang positif dimana masih ada pada diri-diri muslim yang belajar dan mengajarkan agamanya dengan Ikhlas Insya Allahuta'ala, dan merekalah kaum yang beruntung yakni kaum yang beriman kepada Allah dan Rasulnya dan hari akhir dan tidak menskutukan Allah 'azza wa jalla, Allah ta'ala berfirman:

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) darinya.” (QS. Ali ‘Imron: 85)

maka bahagialah kita karena berada dalam agama yang fithrah, agama yang lurus dan di terima disisi Allah 'azza wa jalla serta mengamalkan printah Allah sesuai dengan kemampuan kita, sebagaimana pada Sayyidul Istighfar kita telah mengikat janji setia diwaktu pagi dan petang kepada Rabb kita :

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ

“Ya Allah! Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Engkaulah yang menciptakan aku. Aku adalah hambaMu. Aku akan setia pada perjanjianku denganMu semampuku. Aku berlindung kepadaMu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmatMu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.”

Berbicara Amalan tentu berbicara Nash/dalil karena sifat dari amal shaleh adalah terikat,maka tidak dikatakan amal shaleh jika tidak adanya dalil yang shahi, tanpa ada dalil adalah suatu yang tidak dicontohkan olh Rasulullah dan para shahabatnya sehingga amalan itu tertolak yakni tanpa berpahala sedikitpun, sebagaimana Nabi bersabda :

مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa yang beramal satu amalan yang tidak ada perintah kami atasnya, maka itu tertolak." HR MUSLIM

Maka dari itu islam melarang kita untuk berubuat berlebihan dalam hal ibadah maksud berlebihan disini adalah melakukan amalan yang tidak ada tuntunannya, tidak ada ajarannya dari sumber agama ini.

Ketahuilah setiap yang berlebihan itu negatif, jangankan brlebihan dalam agama, dalam keseharian saja itu mwmbawa efek yang buruk, olahrga berlebihan menyebabkan jantung yang berdetak kencang, makan berlebihan menyebabkan obesitas, tidur berlebihan pun demikian dan sterusnya yang berlbihan itu pasti buruk.

Inilah yang menjadi dasar dengan melihat saudara saudara kita yang berlbihan dalam segi aqidah, ibadah dan mu'amalah, terkhusus kepada para pemuda yang sangat bersemangat membela dienul islam ini akan tetapi semangatnya tidak mempunyai kapas rem yang pakem, sehingga ia terus meluncur dan meluncur dalam penyimpangan amalan Jihad.

Untukmu Sobat..
JANGANLAH BUANG BOM SEMBARANG TEMPAT.


terlepas dari sebuah rumor terkait kedzaliman Densus 88 kepada kaum muslimin, sebab rumor yang trsebar terkadang memiliki kepentingan tertentu dan kita sebagai seorang muslim kembali kepada apa yang diwasiatkan oleh Nabi shallallahu'alaihi wa sallam berkaitan dengan muamalah terhadap penguasa :

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berkata : Akan ada setelahku pemimpin yang tidak mengambil hidayah dengan hidayahku dan tidak mengambil sunnah dengan sunnahku dan akan ada seorang laki-laki yang berhati syetan yang tinggal pada jasad manusia, Aku (hudzaifah berkata) bagaimana yang harus aku lakukan jika aku berada pada masa seperti ini ? Nabi berkata : Dengar dan taatlah jika pada penguasa walaupun punggungmu di cambuk dan hartamu di rampas, tetap dengar dan taat. (hR Muslim)

Renungkan saudaraku hadits diatas..

"Akan ada setelahku pemimpin yang tidak mengambil hidayah dengan hidayahku dan tidak mengambil sunnah dengan sunnahku "

Artinya akan ada speninggal beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, pmimpin yang buruk, penguasa yang buruk, saking buruknya ia tidak mengambil ajaran Rasulullah, ini adalah wasiat yang seolah diberikan contoh dengan penyebutan penguasa paling buruk, paling dzalim dst, saking buruk dan dzalimnya Nabi mengumpamakan : "akan ada seorang laki-laki yang berhati syetan yang tinggal pada jasad manusia" Masya Allah seolah saya tidak lagi melihat perumpamaan penguasa terburuk kecuali apa yang beliau sabdakan.

Lalu Secara fithrah mungkin jika kita berhadapan atau hidup pada penguasa terburuk yang diumpamakan oleh Nabi, tentu kita akan kudeta, tntu kita akan demo, tentu kita akan bunuh penguasa tersebut, dst... ini kalau pemikiran kita, namun apa jawaban Rasulullah ktika ditanya oleh Hudzaifah ibnul Yaman radhiyallahu'anhu :

"Dengar dan taatlah jika pada penguasa walaupun punggungmu di cambuk dan hartamu di rampas, tetap dengar dan taat" dirwayat lain "selama ia masih shalat"

Masya Allah... Ini adalah prumpamaan penguasa terburuk, paling dzalim, Nabi tidak mngumpamakan terbatas pada penguasa yang menamakan daulahnya sebagai daulah islam, Lihatlah.. Nabi malah mengumpamakan penguasa yang sama sekali tidak diatas sunnahnya, tidak diatas ajarannya artinya sama sekali jauh dari agama, namun apa yang harus kita sikapi..? kita tetap diwajibkan untuk dengar dan Ta'at {pada hal yang ma'ruf}, dan keta'atan mutlaq hanya kepada Allah adapun taat kepada pnguasa pada hal yang ma'ruf, maka jika ada kesalahan yang dilakukan oleh penguasa berbentuk kebijakan yang tidak syar'i, tentu kita tidak kerjakan perintahnya namun tetap posisi kita sebagai rakyatnya bukan mengkudetakannya apalagi bom bunuh diri sembarangan.

yang menjadi pertanyaan,
Sampai segitukah Negeri yang kita cintai Indonesia yang aman ini , dipimpin Oleh penguasa yang melebihi apa yang diumpamakan Rasulullah..?

Sedangkan Negeri ini ditegakan Adzan, Zakat, dan bebas beribadah serta pnguasa kita masih menmpakan keislamannya. tentu, penguasa kita tidak sburuk apa yang diumpamakan Rasulullah, jika penguasa kita tidak seburuk dari apa yang dikatakan Rasulullah artinya Mendengar dan Ta'at lebih Hak kepada penguasa negeri Indonesia ini. sebab penguasa terburuk dan paling dzalim jauh dari agama saja Rasulullah berwasiat untuk dengar dan ta'at, untuk jangan kudeta, jangan bom bunuh diri alias JIHAD PENGECUT. dll

Oleh karena itu ketahuilah memang setiap kebijakan dari penguasa tidak senantiasa lurus pada koridor syari'at, dan sikap kita saat itu tidak menta'ati kebijakan yang tak syar'inya namun tidak menta'atinya bukan berarti dengan tindakan kudeta namun tetap kita menta'atinya pada kebijakan yang lain yang sesuai syariat dan menjadi Rakyat yang baik.

kita ambil satu contoh :
pemerintah mengatakan agar distiap rumah harus mendirikan patung supersemar sebagai ciri khas rumah indonesia yang akan dipatenkan oleh unesco.

Maka karena hukum membuat patung adalah haram, tentu keta'atan mutlaq hanya kepada Allah maka dalam hal ini kita tidak menta'ati penguasa namun tetap kita dengar dan ta'at pada kebijakannya yang lain.

Oleh karena itu janganlah kita menjadi orang-orang yang berlebihan dalam agama, sehingga semangat berjuang membela agama menjadikan tidak seindah ucapannya artinya bukan membela agama yang brpahala diperolh melainkan mmbla agama karena mengerjakan jihad yang sama sekali tidak ada sunnahnya[ajaran]nya didalam agama ini.
Jagalah anak dan kerabat kita agar terhindar dari jeratan syubhat orang-orang khawarij. wallahulmusta'an

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Article's :

QAULAN-SADIDA.BLOGSPOT.COM

SEKOLAH YUUK..!!